KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menceritakan saat ini pencarian mitra baru PT Pertamina di Blok Masela masih berjalan dan belum mengerucut ke perusahaan tertentu. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tutuka Ariadji menyatakan, sampai dengan saat ini belum ada pendekatan formal yang khusus dilakukan Pertamina ke perusahaan migas tertentu. “Ini masih pembicaraan-pembicaraan saja,” jelasnya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (25/9).
Yang terang, Kementerian ESDM merestui Pertamina membuka selebar-lebarnya kemungkinan menggaet mitra baru dari dalam negeri maupun luar negeri. Catatannya ialah, Pertamina harus mencari pemain yang memiliki pengalaman yang mumpuni mengelola gas bumi di lepas pantai (offshore) yang hasil gasnya akan dialirkan melalui pipa panjang ke darat (onshore).
Baca Juga: Berharap Masela On Stream 2029, Kementerian ESDM Tunggu Revisi POD dari Inpex “Sebab Pertonas, Pertamina, maupun Inpex kalau untuk pemain offshore LNG kan belum begitu lama pengalamannya. Jadi pencarian mitra baru ini untuk mengurangi risiko,” jelasnya. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan, Pertamina telah melakukan kajian bahwa pengembangan Lapangan Abadi Masela cukup kompleks sehingga membutuhkan kompetensi khusus. “Nah untuk itu terbukalah itu (opsi menambah mitra baru) supaya lapangan ini bisa digarap seoptimal mungkin,” ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (1/9). Arifin menyatakan, targetnya Blok Masela dapat memproduksi LNG sebanyak 9,5 juta ton pertahun. Namun sayang, ia belum bisa memberikan keterangan lebih jauh perihal siapa mitra baru Pertamina yang akan merapat ke Blok Masela. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), Dwi Soetjipto mengingatkan aksi penambahan mitra baru di Blok Masela jangan sampai menghambat proyek. “Kita fokus untuk mengembangkan, memang membutuhkan uang cukup besar maka ngajak-ngajak yang lain ya silahkan saja, tetapi tidak boleh menghambat proyek. Kita sudah sepakat semua, 2029 sudah harus onstream,” tegasnya. Belum lama ini, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, peluang masuknya mitra baru cukup terbuka untuk menjamin pengembangan Blok Masela berjalan lancar. "Sampai hari ini 65% hak partisipasi Inpex, Pertamina 20% dan Petronas 15%. Tidak menutup kemungkinan pihak lain masuk yang tentu akan melengkapi kompetensi dari blok ini," kata Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI, Rabu (30/8).
Baca Juga: Jika Blok Masela Tidak Produksi pada 1 Januari 2030, Begini Konsekuensinya Nicke menjelaskan, dalam pelaksanaannya, pengembangan Blok Masela cukup teknis dan rumit. Untuk itu, kehadiran mitra baru dinilai dapat memberikan jaminan pengembangan Masela berjalan dengan baik. Nicke menambahkan, saat ini seluruh pihak tengah mematangkan revisi rencana pengembangan Blok Masela dengan memasukkan implementasi Carbon Capture Utilization & Storage (CCUS). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi