JAKARTA. Setelah mendapatkan penugasan proyek New Grass Root Refinery (NGRR) Bontang pada Desember 2016 lalu, PT Pertamina secara resmi menangani enam proyek kilang. Keenam proyek tersebut terdiri dari empat pengembangan kilang dalam proyek Refinery Development Masterplan Program (RDMP) Cilacap, Balongan, Balikpapan, dan Dumai, ditambah proyek NGRR Bontang dan Tuban. Banyaknya proyek kilang yang ditangani membuat Pertamina menghitung ulang kemampuan pendanaan Pertamina. Terlebih lagi, pengerjaan proyek kilang Dumai dan Balongan yang sebelumnya bekerja sama dengan Saudi Aramco jadi dikerjakan sendiri oleh Pertamina. Untuk itu, Pertamina pun menghitung hanya mampu menjadi pemegang saham minoritas dalam proyek NGRR Bontang. Direktur Megaproyek Pengolahan & Petrokimia, Rachmad Hardadi bilang, dari hitungan finansial, Pertamina hanya bisa memegang saham sebesar 10%-20% di kilang Bontang.
Pertamina cuma akan genggam 10%-20% NGRR Bontang
JAKARTA. Setelah mendapatkan penugasan proyek New Grass Root Refinery (NGRR) Bontang pada Desember 2016 lalu, PT Pertamina secara resmi menangani enam proyek kilang. Keenam proyek tersebut terdiri dari empat pengembangan kilang dalam proyek Refinery Development Masterplan Program (RDMP) Cilacap, Balongan, Balikpapan, dan Dumai, ditambah proyek NGRR Bontang dan Tuban. Banyaknya proyek kilang yang ditangani membuat Pertamina menghitung ulang kemampuan pendanaan Pertamina. Terlebih lagi, pengerjaan proyek kilang Dumai dan Balongan yang sebelumnya bekerja sama dengan Saudi Aramco jadi dikerjakan sendiri oleh Pertamina. Untuk itu, Pertamina pun menghitung hanya mampu menjadi pemegang saham minoritas dalam proyek NGRR Bontang. Direktur Megaproyek Pengolahan & Petrokimia, Rachmad Hardadi bilang, dari hitungan finansial, Pertamina hanya bisa memegang saham sebesar 10%-20% di kilang Bontang.