KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Beberapa waktu lalu PT Pertamina bersama Saudi Aramco sepakat membentuk tim gabungan demi menentukan valuer (Tim Penilai) dalam valuasi Refinery Development Master Plant (RDMP) Cilacap. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati yang ditemui di sela kunjungan ke Refinery Unit IV Cilacap bilang sejauh ini kedua pihak masih terus melakukan pembahasan. "Kami punya lima kandidat valuer, mudah-mudahan pekan depan terpilih," ungkap Nicke, Jumat (19/7). Sayangnya Nicke enggan mengungkap lebih jauh kelima kandidat konsultan independent tersebut. Namun Nicke memastikan, kepastian lebih lanjut soal tim valuasi baru akan diumumkan pada September mendatang. Lebih jauh Nicke menambahkan, pembentukan tim gabungan sebagai langkah mempercepat negosiasi.
Sekadar informasi, sebelumnya, Pertamina memang sempat menyodorkan nilai valuasi berdasarkan hasil perhitungan Pertamina. Namun, nilai itu ditolak Saudi Aramco. Bahkan, Saudi Aramco juga menolak nilai valuasi dari konsultan independent dalam hal ini PricewaterhouseCoopers (PWC). Masih menurut Nicke, sejauh ini skema yang ditawarkan masih skema spin-off yakni ekspansi terhadap akses eksisting. "Namun kalau tidak workable kita coba tawarkan yang bangun baru, Petrokimia," ujar Nicke. Nicke memastikan, sejauh ini konsep pengembangan Petrokimia sudah siap. Nicke belum bisa memastikan besaran investasi proyek pengembangan Petrokimia. Namun ia menyebut RDMP Cilacap menelan biaya US$ 6 miliar dimana sebagian telah dialokasikan untuk sejumlah proyek. "Residual Fluid Catalytic Cracker (RFCC) Cilacap dan Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) sudah rampung, sudah masuk buku," jelas Nicke.