KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Januari 2017 lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan telah memberikan tugas kepada PT Pertamina (Persero) untuk mengelola blok-blok terminasi 2018. Terdapat delapan blok terminasi yang jatuh ke tangan Pertamina. Dari hasil evaluasi Pertamina, dua blok tidak ekonomis untuk dikembangkan oleh perseroan, yaitu Blok Attaka dan Blok East Kalimantan. Pertamina pun mengembalikannya kepada pemerintah. Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar bilang untuk dua blok yang dikembalikan ke pemerintah yaitu Blok Attaka dan East Kalimantan akan dilakukan lelang terbuka.
"Sekarang sedang disiapkan dokumen penawarannya, Terms and Conditions kontrak dan sebagainya. Bulan Maret akan diumumkan siapa pemenangnya", tambah Ego Syahrial, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas seperti dilansir dari laman resmi Kementerian ESDM pada Rabu (3/1). Pertamina pun hanya mengajukan penawaran untuk enam blok lainnya yaitu Blok NSO, Blok Tengah, Blok Tuban, Blok Ogan Komering, Blok South East Sumatera, dan Blok Sanga-Sanga. Kementerian ESDM pun memutuskan untuk mengevaluasi penawaran enam blok terminasi dari Pertamina dengan membandingkannya dengan penawaran dari kontraktor eksisting di blok tersebut. Pemerintah pun untuk sementara hanya menyerahkan dua blok terminasi kepada Pertamina."Penawaran dari kontraktor eksisting sudah kami terima. Dua blok akan diberikan ke Pertamina, dan empat lagi dilakukan evaluasi," jelas Arcandra. Dua blok migas yang akan diberikan Pertamina adalah Blok Tengah dan Blok North Sumatera Offshore (NSO). "Blok Tengah karena merupakan unitisasi dengan Blok Mahakam, maka lebih efisien dikelola oleh Pertamina. Sedangkan Blok NSO, karena selama ini Pertamina yang mengelola, akan digabungkan dengan Blok NSB (North Sumatera B) yang lokasinya berdekatan," tambah Ego.
Sedangkan terhadap empat blok migas lainnya yaitu Blok Tuban, Blok Ogan Komering, Blok Sanga-Sanga dan Blok South East Sumatera dilakukan evaluasi dengan dua kriteria. "Pertama work and programnya mana yang lebih baik. Yang kedua, mana yang memberikan
government take (bagian untuk Pemerintah) yang lebih baik," jelas Arcandra. Apabila penawaran Pertamina memberikan
return atau hasil yang lebih baik, maka Pertamina akan mendapatkan blok tersebut. Namun jika kontraktor eksisting mengajukan penawaran yang lebih baik dari Pertamina, maka Pertamina diberikan hak untuk menyamakan penawaran dari kontraktor eksisting tersebut (
right to match). "Ada keberpihakan kita untuk memajukan Pertamina sebagai NOC (National Oil Company). Untuk 4 blok migas ini, waktunya kita targetkan Januari ini selesai, kepada siapa akan diserahkan blok tersebut," tambah Arcandra. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto