JAKARTA. Rencana PT Pertamina membangun dua kilang baru masih belum jelas. Karena itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Evita Legowo mendesak perusahaan minyak dan gas nasional itu segera merealisasikan rencana tersebut.Awalnya, Pertamina berniat membangun dua kilang baru di Balongan, Jawa Barat dan Tuban, Jawa Timur. Pembangunan kilang di Balongan akan bekerjasama dengan Kuwait Petroleum Corporation sedangkan di Tuban bersama dengan Saudi Aramco Asia Company Limited.Belakangan, harga tanah di dua wilayah tersebut terbang tinggi. Berdasarkan informasi, harga tanah di Tuban dan Balongan melejit hingga menyentuh Rp 3,6 juta per meter persegi dari harga awal Rp 65.000 per meter persegi. Pertamina pun mengubah lokasi pembangunan kilang itu. Evita setuju. "Memang tidak harus di dua lokasi itu dibangunnya, terserah saja di mana lokasinya yang mana yang baik. Yang penting, harus jadi dua kilang baru,” katanya, Rabu (20/6).Pertamina akhirnya memutuskan akan membangun kilang tersebut di atas lahan sendiri. “Kami hanya ingin memanfaatkan aset yang kami punya," kata Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.Masalah lainnya, Pertamina masih menegosiasikan insentif fiskal yang diajukan oleh Kuwait Petroleum ke pemerintah. Insentif belum kunjung disetujui karena dianggap terlalu banyak. Padahal, negosiasi insentif tersebut sudah berlangsung sejak tahun lalu. “Jadi belum pasti Kuwait sama Saudi Aramco yang bangun karena negosiasi belum selesai,” kata Evita.Pembangunan kilang ini untuk mengantisipasi konsumsi dalam negeri pada tahun mendatang. Produksi kilang sekarang sudah tidak mencukupi kebutuhan dalam negeri. Saat ini produksi BBM mencapai 40,6 juta kiloliter per tahun terdiri atas premium 12 juta kiloliter per tahun, minyak tanah 7 juta kiloliter per tahun, solar 18,3 juta kiloliter per tahun, dan avtur 8,3 juta kiloliter per tahun. Sementara tingkat konsumsi pada 2012 diperkirakan mencapai 57,1 juta kiloliter. Pada 2018, permintaan BBM nasional diproyeksikan akan mencapai 72,2 juta kiloliter. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pertamina didesak segera bangun kilang baru
JAKARTA. Rencana PT Pertamina membangun dua kilang baru masih belum jelas. Karena itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Evita Legowo mendesak perusahaan minyak dan gas nasional itu segera merealisasikan rencana tersebut.Awalnya, Pertamina berniat membangun dua kilang baru di Balongan, Jawa Barat dan Tuban, Jawa Timur. Pembangunan kilang di Balongan akan bekerjasama dengan Kuwait Petroleum Corporation sedangkan di Tuban bersama dengan Saudi Aramco Asia Company Limited.Belakangan, harga tanah di dua wilayah tersebut terbang tinggi. Berdasarkan informasi, harga tanah di Tuban dan Balongan melejit hingga menyentuh Rp 3,6 juta per meter persegi dari harga awal Rp 65.000 per meter persegi. Pertamina pun mengubah lokasi pembangunan kilang itu. Evita setuju. "Memang tidak harus di dua lokasi itu dibangunnya, terserah saja di mana lokasinya yang mana yang baik. Yang penting, harus jadi dua kilang baru,” katanya, Rabu (20/6).Pertamina akhirnya memutuskan akan membangun kilang tersebut di atas lahan sendiri. “Kami hanya ingin memanfaatkan aset yang kami punya," kata Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.Masalah lainnya, Pertamina masih menegosiasikan insentif fiskal yang diajukan oleh Kuwait Petroleum ke pemerintah. Insentif belum kunjung disetujui karena dianggap terlalu banyak. Padahal, negosiasi insentif tersebut sudah berlangsung sejak tahun lalu. “Jadi belum pasti Kuwait sama Saudi Aramco yang bangun karena negosiasi belum selesai,” kata Evita.Pembangunan kilang ini untuk mengantisipasi konsumsi dalam negeri pada tahun mendatang. Produksi kilang sekarang sudah tidak mencukupi kebutuhan dalam negeri. Saat ini produksi BBM mencapai 40,6 juta kiloliter per tahun terdiri atas premium 12 juta kiloliter per tahun, minyak tanah 7 juta kiloliter per tahun, solar 18,3 juta kiloliter per tahun, dan avtur 8,3 juta kiloliter per tahun. Sementara tingkat konsumsi pada 2012 diperkirakan mencapai 57,1 juta kiloliter. Pada 2018, permintaan BBM nasional diproyeksikan akan mencapai 72,2 juta kiloliter. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News