Pertamina Didorong untuk Sesuaikan Harga Pertamax



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dorongan agar Pertamina segera menyesuaikan harga BBM RON 92 alias Pertamax kian menguat.

Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengungkapkan, sudah saatnya Pertamina menyesuaikan harga jual Pertamax menyusul disparitas harga yang terjadi.

Menurutnya, jika merujuk pada keterangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) maka harga keekonomian Pertamax kini telah mencapai Rp 16.000 per liter atau jauh melebihi harga jual Pertamina yang sebesar RP 9.000 per liter.


"Sudah saatnya juga Pertamina untuk mengembalikan harganya, ya gak jauh-jauh lah dari harga keekonomian. Walaupun tidak di harga-harga ekonomi tersebut tapi tidak boleh terlalu jauh juga (di bawah)," ujar Arya dalam keterangannya kepada awak media, dikutip Rabu (30/3).

Baca Juga: Pertalite Bakal Jadi JBKP, Pemerintah Diminta Jamin Pasokan

Arya menjelaskan, konsumsi Pertamax mencapai 13% dari konsumsi BBM nasional. Selain itu, Pertamax juga sejatinya dikonsumsi oleh kelompok masyarakat kelas atas.

Dengan belum dilakukannya penyesuaian harga Pertamax hingga saat ini, maka sama saja Pertamina memberikan subsidi pada masyarakat pengguna Pertamax termasuk untuk mobil-mobil mewah.

Selain itu, harga jual Pertamax yang berada di bawah harga jual BBM RON 92 oleh operator SPBU lain yang sebesar Rp 14.000 per liter dinilai membuat persaingan usaha yang tidak sehat.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mengungkapkan, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan PT Pertamina terkait potensi penyesuaian harga untuk Pertamax.

Menurutnya, Pertamax bukan merupakan kategori BBM yang disubsidi, untuk itu Pertamina dapat melakukan penyesuaian harga.

Baca Juga: Pertamina Didorong Sesuaikan Harga Pertamax

"Pertamax (adalah) BBM untuk kalangan mampu jadi kami memang sudah meminta agar disesuaikan saja dengan mekanisme pasar," kata Eddy kepada Kontan, Rabu (30/3).

Eddy melanjutkan, konsumsi Pertamax pun sejauh ini tidak mendominasi konsumsi BBM yang dijual Pertamina. Kondisi ini berbeda dengan Pertalite yang konsumsinya mencapai 80% konsumsi BBM nasional.

Dikonfirmasi terpisah, pihak Pertamina masih belum memberikan sinyal penyesuaian Pertamax bakal segera dilakukan.

Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina Irto Ginting mengungkapkan, pembahasan masih dilakukan oleh Pertamina.

"Kami masih mengkaji harga Pertamax ini. Secara paralel berkoordinasi dengan stakeholder terkait," ujar Irto kepada Kontan, Rabu (30/3).

Merujuk data Kementerian ESDM, stok Bensin RON 92 saat ini mencapai 927.137 kiloliter (kl) atau mencapai 25,9 hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari