Pertamina Diminta Fokus pada Bisnis Inti dan Meningkatkan Aspek Keselamatan



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Pertamina (persero), perusahaan minyak negara, dianggap terlalu fokus pada bisnis lain, seperti geothermal, sehingga mengabaikan bisnis intinya. 

Beberapa pihak meminta Pertamina untuk memperbaiki bisnis intinya yang terdiri dari minyak dan gas agar kecelakaan yang berbahaya seperti kebakaran di Depo BBM Plumpang, Jakarta Utara, tidak terjadi lagi.

Pada saat kebakaran terjadi, Pertamina sedang sibuk dengan ekspansi bisnis anak usahanya, PT Pertamina Geothermal Energi (PGEO), yang fokus mencari sumber energi panas bumi. PGEO telah berhasil melakukan IPO dengan hasil Rp 9 triliun dan sedang fokus pada bisnis panas bumi.


Baca Juga: Jokowi Perintahkan Menteri BUMN dan Gubernur DKI Cari Solusi untuk Kebakaran Plumpang

Associate Director BUMN Research Group LM FEB Universitas Indonesia, Toto Pranoto, mengatakan bahwa pragmatisme bisnis telah mengakibatkan ketidakamanan pada objek vital Pertamina. 

Dia menambahkan bahwa mengabaikan aspek keselamatan dalam bisnis inti telah mengakibatkan terbakarnya depo tersebut tiga kali, yaitu pada tahun 2009, 2017, dan 2023. 

Banyak pihak, termasuk Toto, sepakat bahwa kebakaran tersebut adalah bencana atau kejadian luar biasa yang berulang dan belum ditangani dengan baik.

Toto menyarankan agar Pertamina segera menyusun masterplan baru untuk beberapa depo di Indonesia, terutama Depo Plumpang yang sudah berusia hampir 50 tahun.

"Masterplan Plumpang itu dibuat 1974. Dan sekarang mendesak untuk diganti,” kata Toto dalam keterangannya, Minggu (5/3) 

Baca Juga: Pertamina Pastikan Penyaluran BBM Tidak Terganggu Imbas Kebakaran Depo Plumpang

Dia menekankan bahwa Pertamina harus memprioritaskan bisnis intinya dan tidak fokus pada bisnis lain seperti geothermal. Kurtubi, seorang pengamat energi kawakan, juga menyarankan hal yang sama.

Menurut Kurtubi, manajemen Pertamina harus mampu menjelaskan tata kelola dan manajemen bisnis secara utuh menyusul kejadian kebakaran depo BBM Plumpang yang berulang. 

Dia menambahkan bahwa masih banyak depo Pertamina yang terletak dekat dengan permukiman, misalnya di Pontianak, Surabaya, dan Madiun. 

Kurtubi menyarankan agar manajemen Pertamina lebih fokus memperbaiki bisnis intinya dan mengelola asetnya dengan baik serta meningkatkan keselamatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli