Pertamina EP hemat Rp 1,42 miliar lewat implementasi vessel adsorber H2S



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pertamina EP Asset 3 Tambun Field mengklaim berhasil melakukan penghematan sebesar Rp 1,42 miliar serta penghematan biaya vessel sejak April 2019. Penghematan ini bersumber dari keberhasilan menurunkan ketergantungan Chemical H2S Scavenger dari 250 L/day menjadi 100 L/day. Karena itu, Pertamina EP Asset 3 Tambun Field dapat melakukan penghematan chemical Adsorber dari 250 L/day menjadi 100 L/day.

Baca Juga: Inovasi burket Pertamina EP bisa menghemat hingga miliaran rupiah “Kami menggunakan Vessel yang dimodifikasi, bukan menggunakan Vessel yang dibeli sebesar Rp 1,275 miliar sehingga secara total penghematan per tahun sekitar Rp 2,69 miliar,” ujar Wisnu Hindadari selaku General Manager Pertamina EP Asset 3 dalam siaran pers dikutip, Senin (28/10). Asal tahu saja, PT Pertamina EP, melalui Asset 3 Tambun Field, mempunyai wilayah operasi di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat dengan produksi minyak bumi sebesar 1.799 BOPD dan Gas sebesar 34,88 MMSCFD.

Dalam proses produksi di Tambun Field, isu tingginya impurities gas sangat berdampak pada kualitas gas sales karena adanya kandungan hydrogen sulfide (H2S) yang fluktuatif (43 ppm sampai 120 ppm). Untuk mengatasi masalah ini, Tambun Field menggunakan chemical H2S scavenger melalui kontrak dengan pihak kedua melalui metode injeksi. Upaya mengatasi impurities H2S tersebut adalah dengan mencari alternatif bahan yang dapat menghilangkan H2S baik secara abdorbsi maupun secara reaksi kimia. “Dari studi literatur yang dilakukan ditemukan beberapa bahan/material yang dapat bereaksi dengan H2S,” ujar  Wisnu Hindadari, Pertamina EP Asset 3 General Manager.


Baca Juga: Ingin swap WK migas, Pertamina EP berharap ada diskresi Menteri ESDM Arifin Tasrif Menurut Wisnu, pada invensi ini disediakan suatu metode dan alat yang dapat dipergunakan sebagai adsorber H2S dengan memanfaatkan bahan-bahan Besi Oksida (Fe2O3), Kapur (CaCO3), Karbon Aktif, dan Air (H2O) sebagai bahan dasarnya dan akan membentuk camputan Burket (Bubur Lengket). Burket inilah yang akan digunakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya dapat mengatasi impurities H2S tersebut. Selain itu, inovasi yang dilakukan adalah redesign vessel idle (over capacity asset) menjadi multi ports spreading scrubber system sebagai media perfect contact antara gas yang mengandung H2S dan slurry (bubur). Desain ini sesuai dengan standar ASME Section VIII, Section IX, dan API 510 dan ASTM D 1072 Standard Test Method for Total Sulfur in Fuel Gasses.  Wisnu menjelaskan, Pertamina EP Asset 3 awalnya mencari alternatif solusi masalah kandungan H2S yang tinggi (rata-rata 12,37 ppm) di Tambun Field.  Pasalnya, ambang batas yang diperbolehkan untuk perjanjian jual beli dengan konsumen sebesar 8 ppm. Awalnya H2S ditangani dengan sistem injeksi  chemical H2S Scavanger sebanyak 250 L/Day yang merupakan consumable cost.

Baca Juga: Penanggulangan tumpahan minyak usai, PHE lestarikan pantai Kepulauan Seribu "Selanjutnya dilakukan riset dan uji coba terhadap bahan-bahan tersebut dan menemukan campuran yang paling efektif sebagai adsrober,” tandas Wisnu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini