Pertamina EP Merugi karena PLTGU Belawan Tidak Kunjung Pulih



JAKARTA. Sudah sebulan, PT Pertamina EP merugi. Soalnya, anak usaha PT Pertamina (Persero) itu tidak dapat mengirim gas dari Lapangan Glagah Kambuna ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Sicanang Belawan. Sudah empat minggu, PLTGU milik PT PLN (Persero) itu berhenti beroperasi.

Manajer Hubungan Masyarakat Pertamina EP Mohamad Harun belum bisa mengungkapkan berapa besar nilai kerugian perusahaannya akibat macetnya pengiriman gas dari Lapangan Glagah yang berada di lepas pantai Sumatra Utara tersebut.

Yang pasti, "Kami sangat berharap pembangkit itu sudah bisa beroperasi lagi dalam 3 hari hingga 4 hari ke depan," kata Harun. Ia mengungkapkan, Pertamina EP menandatangani kontrak dengan PLN untuk memasok gas ke PLTGU Belawan sejak Juli 2009.


Pertamina EP berkewajiban memasok gas 35 juta kaki kubik per hari (mmscfd), untuk kebutuhan pembangkit listrik di Sumatra Utara itu.

Dari produksi gas sebesar itu, Pertamina EP juga bisa menghasilkan kondensat sebesar 3.500 barel per hari (bph). Kondensat itu dikirim ke kilang-kilang Pertamina sebagai bahan membuat berbagai produk BBM.

Pasokan gas ini membuat PLN bisa menghemat Rp 1 triliun setahun. Sebelumnya, bahan bakar pembangkit listrik itu adalah solar. Masalahnya, sejak 28 September lalu, PLTGU Belawan berhenti beroperasi.

General Manager PLN Wilayah Sumatra Utara (Sumut) Manerep Pasaribu bilang, ada kerusakan pada dua turbin gas yang ada di pembangkit. "Mereka rusak karena bahan bakar gas mengalami pemadatan kondensat," katanya.

Masing-masing turbin memiliki kapasitas 190 MW. Meski satu turbin sudah bisa diperbaiki, wilayah Sumut masih mengalami pemadaman bergilir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan