Pertamina EP Sukowati Field Efisienkan Operasi Migas hingga Rp 32 Miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertamina EP Sukowati Field Regional Indonesia Timur, bagian dari Subholding Upstream Pertamina, menciptakan inovasi untuk mengatasi risiko penghentian operasi hulu migas yang tidak terencana akibat shutdown power plant CPA.

General Manager Zona 11 Indonesia Timur Zulfikar Akbar mengatakan, inovasi yang bernama TerSADown (Filter Scrubber Anti Down) ini berhasil menghemat biaya hingga Rp 32,07 miliar selama tahun 2024. 

Inovasi TerSADown diterapkan di CPA ini untuk mencegah gangguan operasi yang dapat mengakibatkan shutdown tak terencana.


Baca Juga: Jaga Produksi Minyak, Pertamina Hulu Energi ONWJ Perbarui Pipa Bawah Laut

Central Processing Area (CPA) merupakan pusat pengolahan migas di PEP Sukowati Field yang memisahkan minyak, air, dan gas dari sumur produksi di lapangan Sukowati.

Selain itu, inovasi ini juga berperan dalam mengurangi emisi dengan penurunan sebesar 328.708,44 ton CO2 eq serta mencapai efisiensi energi sebesar 373.595,8 Giga Joule. Dengan inovasi ini, selain menghasilkan efisiensi biaya yang signifikan, 

PEP Sukowati Field yang merupakan bagian dari Zona 11 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina pada Semester I/2024 menghasilkan produksi minyak 819.552 Bbls dan gas 1.242,88 MMSCF.

“Dalam mendukung ketersediaan energi nasional dan target produksi migas nasional sebesar 1 juta barel dan produksi gas bumi sebesar 12 Billion Cubic Feet (BCF) pada tahun 2030," ujar Zulfikar dalam keterangan resmi, Sabtu (17/8).

Sementara itu, Field Manager Sukowati, Arif Rahman Hakim menjelaskan bahwa inovasi ini hadir untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi di operasi Sukowati. 

Baca Juga: SCM Summit 2024 Hasilkan 10 Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) Senilai Rp 18,9 Triliun

Sebelum ada inovasi, jika dikalkulasikan selama satu tahun, rata-rata terjadi LPO (Loss Production Opportunity) sebesar 2.100 BOPD, yang setara sebesar Rp 1,6 miliar pada PEP Sukowati dan hilangnya produksi PHE TEJ sebesar 1.065,86 BOPD.

Risiko utama operasi power plant adalah trouble pada FGCV (Fuel Gas Control Valve) turbin gas yang tersumbat kotoran (sulfur dan kondensat). Hal ini menjadi indikasi bahwa filter yang terpasang di upstream fuel system tidak bekerja secara efektif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi