KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) untuk menggelar
initial public offering (IPO) terus bergulir. Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini memulai periode
bookbuilding hari ini, Rabu (1/2) hingga Kamis (9/2). Dalam laman e-IPO, rentang harga
book building yang dipasang PGEO berada di Rp 820 per saham-Rp 945 per saham. Dalam aksi korporasi ini, PGEO akan melepas sebanyak-banyaknya 10,35 miliar saham, yang mewakili sebanyak-banyaknya sebesar 25% dari modal ditempatkan dan disetor IPO. Sehingga, perusahaan pelat merah tersebut berpotensi meraup dana segar maksimal Rp 9,78 triliun. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO ini adalah PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas.
Baca Juga: Pemerintah Mendorong IPO dan Merger BUMN, Ini Daftarnya Malansir prospektus, sekitar 85% dana hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha sampai dengan tahun 2025. Pengembangan ini terdiri atas sekitar 55% akan digunakan untuk belanja modal alias
capital expenditure (capex) atau investasi pengembangan kapasitas tambahan dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) operasional saat ini yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi
co-generation technology untuk memenuhi permintaan tambahan dari pelanggan
existing. Pengembangan ini sebagian besar akan digunakan antara lain untuk WKP Lahendong, WKP Hululais, WKP Lumut Balai dan Margabayur, WKP Gunung Way Panas, WKP Sungai Penuh, dan WKP Gunung Sibayak - Gunung Sinabung. Sekitar 33% akan digunakan untuk
capital expenditure pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional PGEO saat ini yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi
co-generation technology untuk mengantisipasi kebutuhan pasar baru. Pengembangan ini sebagian besar akan digunakan antara lain untuk WKP Lumut Balai dan Margabayur, WKP Hululais, WKP Gunung Way Panas, dan WKP Kamojang - Darajat.
Baca Juga: PGE Tuntaskan PLTP Binary Organic Rankine Cycle Berkapasitas 500 KW Lalu, sekitar 12% akan digunakan oleh PGEO untuk
capital expenditure pengembangan kemampuan digital, analitik, dan manajemen reservoir untuk mendukung
production, operation & maintenance excellence. Sisanya, sekitar 15% atau sebanyak-banyaknya sampai dengan US$ 100 juta digunakan untuk pembayaran sebagian Facilities Agreement tertanggal 23 Juni 2021 antara Pertamina Geothermal dengan
mandated lead arrangers, kreditur sindikasi awal dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebagai
facility agent. Berikut merupakan jadwal sementara IPO PGEO:
- Masa penawaran awal: 1-9 Februari 2023
- Perkiraan tanggal penjatahan: 22 Februari 2023
- Perkiraan tanggal efektif: 16 Februari 2023
- Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik : 23 Februari 2023
- Perkiraan masa penawaran umum perdana saham: 20-22 Februari 2023
- Perkiraan tanggal pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia: 24 Februari 2023
Baca Juga: Menilik Tiga Anak Usaha BUMN yang Berencana IPO Tahun Depan Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati