Pertamina Geothermal (PGEO) Optimis Capai Pertumbuhan Berkelanjutan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tahun ke-17 beroperasi, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terus menunjukkan resiliensi serta komitmennya dalam mengembangkan potensi panas bumi di Indonesia.

Direktur Utama PGEO Julfi Hadi mengatakan selama PGEO beroperasi, PGEO berhasil mengatasi tantangan akselerasi bisnis. "Bottleneck tersebut kami atasi dengan melakukan perubahan model bisnis yang mampu memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan produksi Perseroan,” kata Julfi dalam keterangan resminya, Rabu (13/12).

Selain itu, ekspansi juga menjadi prioritas utama, hingga dua tahun mendatang. Di tahun 2023 ini, PGEO memiliki ambisi untuk menjadi 1 GW company yang akan tercapai pada tahun 2025.


“Dengan strategi quick wins dan penerapan teknologi co-generation di beberapa area, saat ini, PGEO sedang berproses untuk mencapai target tersebut, tentunya dengan bantuan optimalisasi value creation,” tutur Julfi.

Lebih lanjut, PGEO juga berkolaborasi dengan Pertamina NRE dan Pertamina Patra Niaga untuk mendorong komersialisasi karbon dengan memasok kredit karbon ke agregator utama Pertamina Geothermal Energy, yaitu Pertamina New Renewable Energy (PNRE) pada bursa karbon Indonesia.

Terkait komersialisasi karbon, Julfi menjelaskan, pada tahun ini PGEO juga sudah membukukan pendapatan kredit karbon sebesar US$ 732 ribu. 

Sementara itu, di kancah global, pada tahun ini PGEO semakin agresif melakukan ekspansi dengan bermitra bersama Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan potensi panas bumi 140 MW pada konsesi Longonot, Kenya, serta Geothermal Development Company (GDC) untuk mengembangkan potensi panas bumi 3 x 100 MW pada konsesi Suswa, Kenya.

Secara fundamental, Julfi mengatakan, pada tahun ke-17 ini PGEO berada dalam posisi solid untuk terus berkembang. “Hal ini dibuktikan dengan capaian laba bersih sebesar US$ 133,4 juta pada kuartal III-2023. Angka ini melampaui raihan laba sepanjang tahun 2022 yang pada saat itu mencapai US$ 127,3 juta,” ungkapnya.

Di tahun ini, komitmen perseroan terhadap lingkungan dan sosial semakin diwujudkan. Hal ini dibuktikan dengan raihan skor 8.4 yang mengindikasikan kategori negligible risk dari lembaga ESG rating global Sustainalytics.

Dari sisi HSSE, juga berhasil mendapatkan apresiasi, termasuk Zero Accident Awards untuk Area Kamojang dan 13 penghargaan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk Area Kamojang dan Ulubelu.

Merespons sederet pencapaian tersebut, Julfi mengatakan termotivasi untuk menjadi lebih baik lagi di waktu mendatang. 

"Umur ke-17 ini harus dimaknai dengan semangat berinovasi dan growth yang berkelanjutan guna memberikan akses ke energi bersih yang andal dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia," tutup Julfi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati