Pertamina Geothermal siapkan US$ 302 juta untuk investasi 2018



KONTAN.CO.ID - TASIKMALAYA. Pertamina Geothermal Energi (PGE) yang merupakan anak usaha Pertamina (Persero) bersiap untuk kembali meningkatkan produksi uap panas bumi untuk pembangkit listrik.

Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGE Khairul Rozaq mengatakan, PGE telah menyiapkan dana sebesar US$ 302 juta untuk berinvestasi di sepanjang tahun 2018.

Dana investasi tersebut naik sekitar US$ 52 juta dari realisasi investasi di tahun 2017 yang mencapai US$ 250 juta. Kenaikan investasi tahun ini disebabkan adanya penambahan jumlah sumur yang akan dibor PGE sepanjang tahun 2018


Total Sumur yang akan dibor oleh PGE tahun ini mencapai 20 sumur yang berada di beberapa wilayah kerja panas bumi seperti Ulu Lais, Lahendong, Kamojang, Lumut Balai, dan Ulu Belu. Sementara pada tahun lalu, PGE hanya melakukan pengeboran sebanyak 15 sumur.

Dengan penambahan pengeboran sumur, PGE pun berharap adanya penambahan produksi uap panas bumi. Khairul bilang pada tahun ini PGE menargetkan bisa memproduksi panas bumi untuk pembangkit listrik sekitar 3,9 juta kilowatt hour (kwh).

Khairul menyebut penambahan produksi tersebut akan didapat dari proyek PLTP Karaha sebesar 30 megawatt (MW) yang akan beroperasi pada akhir Februari 2018 dan PLTP Lumut Balai dengan kapasitas 55 MW.

Khairul menyebut, sebelumnya PGE hanya mampu memproduksi listrik mencapai 2,8 juta kwh. Namun sejak 2015 terus ada penambahan kapasitas dari pembangkit listrik yang telah beroperasi.

Seperti pada tahun 2015 ada Proyek Kamojang unit 5 dan4 dengan kapasitas 35 MW. Adapula Proyek Lahendong unit 5 dan 6 yang beroperasi tahun 2016 dengan kapasitas 40 MW. Tahun 2017 ada tambahan dari Ulu Belu Unit 4 sebesar 55 MW.

Untuk tahun depan bahkan Khairul bilang PGE sudah siap memproduksi uap panas bumi dari Proyek Ulu Lais. Namun proyek PLTP yang seharusnya dibangun PLN masih belum siap sehingga proyek tersebut terpaksa mundur hingga 2020.

"Karena Ulu Lais kami hanya kerjakan upstream, power plant dibangun PLN, mereka sepertinya masih cari dana. Jadi kami rencananya 2020 satu unit, 2021 satu, per unit 55 MW. Power plant ya punya PLN, kami sudah siap tinggal jalankan saja," jelas Khairul.

Lebih lanjut Khairul bilang dengan adanya tambahan dua proyek yang beroperasi tahun ini tidak serta merta menaikkan laba PGE. Khairul menyebut PGE menargetkan laba pada tahun ini sekitar US$ 95 juta yang sama dengan pencapaian tahun lalu.

"Untuk laba 2017 US$ 95 juta. Tahun ini sekitar itu tambah-tambah dikit dari Karaha," imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto