Pertamina realisasikan proyek senilai US$ 3,52 M



BOGOR. PT Pertamina tengah merealisasikan proyek pengembangan hulu minyak, gas bumi, dan panas bumi dengan masing-masing nilai investasi mencapai US$ 9 miliar.

Gunung Sardjono Hadi, Senior Vice President Development & Technology Pertamina mengatakan, Pertamina tengah memonitor penyelesaian 29 proyek pengembangan hulu migas dan panas bumi. Sekitar 22 proyek diantaranya merupakan proyek besar dengan nilai investasi diatas US$100 juta.

Ia menerangkan, dua proyek diantaranya yaitu Banyu Urip dan Jambaran-Tiungbiru yang membutuhkan nilai investasi lebih dari US$ 1 miliar. Sedangkan, tiga proyek lainnya seperti DSLNG, PPGM dan pengembangan blok WMO masing-masing menelan investasi diatas US$ 500 juta. "Dalam waktu bersamaan kami akan kembangkan enam lapangan migas sekaligus," urai Gunung, Jumat (16/5).


Tak hanya itu, Pertamina juga tengah menggarap proyek-proyek EOR dan panas bumi dengan nilai investasi di kisaran US$ 100 juta hingga US$ 400 juta. "Saat ini, dari total 29 proyek senilai US$9 miliar yang tengah dijalankan, sudah terealisasi sebesar US$ 3,52 miliar," terang Gunung.

Ditahun ini, Gunung mengklaim, beberapa proyek mulai memberikan kontribusi produksi bagi perusahaan. Dia mencontohkan, pengembangan Banyu Urip sebesar 18.636 BOPD, Lapangan YY Blok ONWJ sebesar 1.108 BOPD, PPDM sebesar 1.666 BOPD dan beberapa proyek EOR diantaranya EOR Rantau sebesar 1.671 BOPD.

"Pada tahun 2015, total tambahan produksi minyak yang akan diperoleh dari proyek-proyek penembangan tersebut diperkirakan mencapai 77.900 BOPD minyak, 315 MMSCFD gas dan 40 MW panas bumi," jelasnya.

Gunung mengklaim, Pertamina terus mengembangkan inovasi teknologi, baik pengembangan maupun teknologi baru yang mendukung tujuan perusahaan, peningkatan produksi dengan operasional berkelas dunia.

Ia mencontohkan, beberapa keberhasilan yang sudah dicapai, seperti gird base driling di lapangan Bunyu dengan estimasi peroleh produksi sekitar 5.000 BOPD, teknologi injeksi CO2 EOR di lapangan Sukowati dengan estimasi faktor peroleh sekitar 7%, dan acid breakdown di PHE ONJW dengan peningkatan produksi 1.300 BOPD. "Selain itu, penggunaan X-Flow Handler dengan tambahan produksi maksimal sekitar 4.560 BOPD," tandasnya.

Tekait itu, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha PT Pertamina (Persero) memproyeksikan produksi minyak dan gas bumi sebesar 161.000 boepd pada tahun ini atau meningkat 7,5% dibandingkan dengan realisasi 2013 sebesar 149.680 boepd menyusul hasil gemilang yang diperoleh perusahaan sebagai operator Blok Offshore North West Java (ONWJ) dan West Madura Offshore (WMO).

President Director PHE Tenny Wibowo mengatakan, pencapaian perusahaan dalam empat bulan terakhir sempat terkendala akibat kondisi gangguan cuaca buruk di awal-awal tahun, produksi migas perusahaan dalam periode tersebut mencapai 151.830 BOEPD, melampaui target yang ditetapkan sebesar 144.000 BOEPD.

Sebagai operator, total produksi minyak PHE bahkan tercatat mencapai 192.400 BOEPD pada April 2014, dengan produksi minyak 111.680 BOPD dan produksi porsi bagian PHE berada di kisaran 66.400 BOPD. Sementara itu, total produksi gas PHE sebagai operator mencapai 466,5 MMSCFD, sedangkan total produksi porsi PHE berikut non operator mencapai 493 MMSCFD. "Beberapa blok besar seperti Blok ONWJ, WMO, BOB Siak Pusako, JOB PHE Jambi Merang terus menyokong peningkatan produksi perusahaan," urainya usai mengisi Worksop Media PT Pertamina, di Bogor, Jumat (16/5).

Terkait itu, Tenny optimistik produksi migas PHE tahun ini akan mencapai sekitar 161.000 BOEPD yang terdiri dari 72.630 BOPD minyak dan 510.8 MMSCFD gas.

Tahun ini program pengeboran sumur pengembangan di berbagai anak perusahaan PHE direncanakan sebanyak 84 sumur pengembangan. Sedangkan untuk sumur eksplorasi direncanakan sebanyak 64 sumur dengan rincian 38 sumur konvensional serta 26 sumur unkonvensional.

Ia mencontohkan, sumur pengembangan yang telah berproduksi adalah Lapangan ULA di PHE ONWJ. Sumur-sumur pengembangan menjadi backbone peningkatan produksi dimasa mendatang. "Tentu saja kami mengedepankan prinsip penggunaan biaya yang sebaik dan seefisien mungkin sesuai target. Dengan perencanaan yang lebih bagus dan realistis serta pelaksanaan di lapangan yang baik sesuai target, kita akan dapat menjawab tantangan yang ada.” tandas Tenny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini