Pertamina Hulu Energi Berencana IPO, Bagaimana Prospeknya ke Depan?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dikabarkan akan melakukan aksi korporasi initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam waktu dekat. Kabarnya dana yang dibidik perusahaan hulu migas ini mencapai Rp 8 triliun hingga Rp 9 triliun. 

Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat menjelaskan, secara umum selama aksi korporasi IPO yang dilakukan perusahaan-perusahaan sebelumnya sukses memperoleh dana segar meskipun tidak 100%, misalnya target Rp 10 triliun hanya dapat Rp 7 triliun, asalkan ada investor publik masuk, maka potensi kesuksesan untuk perusahaan yang IPO selanjutnya masih besar. 

Terkhusus aksi korporasi IPO yang akan dilaksanakan oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) pada semester I 2023 mendatang, Teguh menilai, jika dilihat dari sudut pandang perusahaan, secara teorinya kemungkinan besar akan sesukses PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). 


“Dari sisi Perusahaan, IPO Pertamina Hulu Energi akan sukses karena ada label dan nama Pertamina di situ sehingga membuat orang tertarik,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (26/3). 

Baca Juga: Saratoga (SRTG) Divestasi Kepemilikan Saham Rumah Sakit Famon Awal Bros (PRAY)

Meski demikian, Teguh berpesan agar investor publik lebih mencermati prospek bisnis Pertamina Hulu Energi dalam jangka pendek hingga panjang. Misalnya saja, PHE sebagai perusahaan yang bergerak di sektor hulu migas, prospeknya cukup dipengaruhi oleh harga minyak mentah dunia yang saat ini sedang melandai.

Saat ini harga minyak mentah sudah menyentuh di kisaran US$ 69 hingga US$ 75 per barrel dari sebelumnya sempat menembus US$ 100 per barrel. 

Kemudian, dalam jangka panjang perusahaan migas sebagai produsen bahan bakar fosil akan tertekan sentimen kurang baik dari semakin seriusnya dunia dan Indonesia melakukan transisi energi. 

“Transisi energi, sentimen agak negatif untuk perusahaan migas. Mereka harus mengurangi emisi karbon jadi akan banyak investasi yang digelontorkan juga untuk transisi,” ujarnya. 

Di sisi lain meskipun gas digadang-gadang menjadi tulang punggung transisi energi, Teguh menekankan, jika dalam jangka panjang PHE bisa mengelolanya dengan baik, maka prospek bisnisnya tentu akan bagus. Namun hal itu tentu akan berlaku sebaliknya sehingga investor harus terus berhati-hati. 

Melansir catatan Kontan.co.id, Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal Otoritas OJK Inarno Djajadi pernah menuturkan, Pertamina Hulu Energi akan menggunakan laporan keuangan Desember 2022 untuk IPO. 

Baca Juga: Jasa Berdikari Logistics (LAJU) Janji Bagikan Dividen Tahun Buku 2022

"Kisarannya tergantung appetite eksternal juga, tapi kisarannya Rp 8 triliun sampai Rp 9 triliun," imbuhnya dalam berita Kontan.co.id, (6/2). 

Seperti yang dikabarkan, Subholding Upstream Pertamina ini akan menawarkan saham perdana ke publik sebesar 10% sampai dengan 15%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi