KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Ditengah kasus kebocoran gas dan tumpahan minyak di Laut Karawang, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menorehkan raihan positif dalam produksi minyak dan gas bumi pada Agustus 2019. Direktur Utama PHE Meidawati mengungkapkan, per Agustus 2019 produksi minyak PHE sebesar 218.250 barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/boepd) atau melampaui target sebesar 218.000 boepd. "Untuk gas, tercatat 818 juta kaki kubik per hari (MMscfd) dari target sebesar 804 MMscfd," terang Meidawati, Minggu (22/9). Baca Juga: PHE ONWJ lakukan inovasi waring demi lindungi kawasan pesisir Meidawati menambahkan, realisasi produksi migas PHE tersebut tanpa memasukan Proyek YY yang tengah dalam penanganan serta penyelesaian hambatan seperti pengeboran pada beberapa sumur. Sementara itu, realisasi rerata tahunan produksi minyak tercatat sebesar 78,65 ribu barel per hari (bph) atau baru 99% dari target yang dicanangkan sebesar 79,47 ribu bph. Meski demikian, Meidawati memastikan, realisasi rata-rata produksi migas periode Januari hingga Agustus dari sejumlah blok migas jauh lebih tinggi jika dibandingkan target yang dicanangkan. Asal tahu saja, rata-rata produksi minyak PHE pada Januari hingga Agustus tercatat sebesar 79,32 ribu bph atau melampaui target sebesar 78,43 ribu bph. Adapun, rata-rata produksi gas sebesar 813 MMscfd dari target untuk sebesar 781 MMscfd. Baca Juga: Pertamina Hulu Energi targetkan penutupan permanen sumur YYA-1 akhir September ini Meski menorehkan raihan positif, Meidawati mengungkapkan, realisasi pengeboran PHE masih berada dibawah target. PHE menargetkan pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 9 sumur, namun sejauh ini baru terealisasi pengeboran 1 sumur. Torehan serupa juga terjadi pada pengeboran pengembangan. Sejauh ini, PHE baru mengebor 27 sumur dari target sebanyak 33 sumur. “Pengeboran development banyak yang di Blok Offshore South East Sumatera (OSES) dimana kami belum dapat rig. Lalu di Blok ONWJ, kejadian tumpahan minyak juga otomatis mengurangi,” kata Meidawati. Demi mengejar ketertinggalan tersebut, Meidawati menjelaskan, PHE akan melakukan pengeboran pada Blok Siak dan Kampar. Kendala pengadaan rig disebutnya menjadi salah satu faktor utama penghambat dalam kegiatan pengeboran. "Pengadaan rig ini kita ulang lagi, ulang lagi prosesnya tidak mudah," jelas Meidawati. Mengutip catatan Kontan.co.id, Direktur Eksplorasi PHE Abdul Mutalib Masdar dalam paparan di Indonesian Petroleum Association Convention & Exhibition 2019 mengungkapkan, PHE sejauh ini Indonesia masih memiliki potensi migas, salah satunya di Tarakan Basin.
Pertamina Hulu Energi catat produksi migas di Agustus 218.250 boepd
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Ditengah kasus kebocoran gas dan tumpahan minyak di Laut Karawang, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menorehkan raihan positif dalam produksi minyak dan gas bumi pada Agustus 2019. Direktur Utama PHE Meidawati mengungkapkan, per Agustus 2019 produksi minyak PHE sebesar 218.250 barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/boepd) atau melampaui target sebesar 218.000 boepd. "Untuk gas, tercatat 818 juta kaki kubik per hari (MMscfd) dari target sebesar 804 MMscfd," terang Meidawati, Minggu (22/9). Baca Juga: PHE ONWJ lakukan inovasi waring demi lindungi kawasan pesisir Meidawati menambahkan, realisasi produksi migas PHE tersebut tanpa memasukan Proyek YY yang tengah dalam penanganan serta penyelesaian hambatan seperti pengeboran pada beberapa sumur. Sementara itu, realisasi rerata tahunan produksi minyak tercatat sebesar 78,65 ribu barel per hari (bph) atau baru 99% dari target yang dicanangkan sebesar 79,47 ribu bph. Meski demikian, Meidawati memastikan, realisasi rata-rata produksi migas periode Januari hingga Agustus dari sejumlah blok migas jauh lebih tinggi jika dibandingkan target yang dicanangkan. Asal tahu saja, rata-rata produksi minyak PHE pada Januari hingga Agustus tercatat sebesar 79,32 ribu bph atau melampaui target sebesar 78,43 ribu bph. Adapun, rata-rata produksi gas sebesar 813 MMscfd dari target untuk sebesar 781 MMscfd. Baca Juga: Pertamina Hulu Energi targetkan penutupan permanen sumur YYA-1 akhir September ini Meski menorehkan raihan positif, Meidawati mengungkapkan, realisasi pengeboran PHE masih berada dibawah target. PHE menargetkan pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 9 sumur, namun sejauh ini baru terealisasi pengeboran 1 sumur. Torehan serupa juga terjadi pada pengeboran pengembangan. Sejauh ini, PHE baru mengebor 27 sumur dari target sebanyak 33 sumur. “Pengeboran development banyak yang di Blok Offshore South East Sumatera (OSES) dimana kami belum dapat rig. Lalu di Blok ONWJ, kejadian tumpahan minyak juga otomatis mengurangi,” kata Meidawati. Demi mengejar ketertinggalan tersebut, Meidawati menjelaskan, PHE akan melakukan pengeboran pada Blok Siak dan Kampar. Kendala pengadaan rig disebutnya menjadi salah satu faktor utama penghambat dalam kegiatan pengeboran. "Pengadaan rig ini kita ulang lagi, ulang lagi prosesnya tidak mudah," jelas Meidawati. Mengutip catatan Kontan.co.id, Direktur Eksplorasi PHE Abdul Mutalib Masdar dalam paparan di Indonesian Petroleum Association Convention & Exhibition 2019 mengungkapkan, PHE sejauh ini Indonesia masih memiliki potensi migas, salah satunya di Tarakan Basin.