Pertamina Hulu Energi, Inalum, Logam Mulia Antam Akan IPO? Begini Prospeknya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dikabarkan akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam waktu dekat. Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat mencermati ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang akan melakukan aksi korporasi initial public offering (IPO) dan investor publik. 

Secara umum, Teguh menjelaskan, semakin terkenal nama suatu perusahaan, semakin besar minat masyarakat berinvestasi pada saham perusahaan tersebut. Misalnya saja, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), nama  Pertamina  yang beken dan diketahui masyarakat pada umumnya bisa dikatakan menjadi salah satu faktor kesuksesan aksi korporasinya beberapa waktu lalu. 

Maka itu, jika Pertamina Hulu Energi (PHE) akan melantai di bursa, secara teoritis Teguh melihat PHE memiliki peluang kesuksesan yang sama seperti halnya Pertamina Geothermal Energy. 


Namun, kesuksesan IPO PGE tidak juga tidak serta merta berlaku pada perusahaan BUMN lain yang berencana akan menjaring dana publik untuk keperluan ekspansi usahanya. 

Baca Juga: Pertamina Hulu Energi Berencana IPO, Begini Prospeknya Menurut Analis

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) berpotensi menggalang pendanaan untuk proyek smelter melalui IPO. Selain itu, divisi khusus logam mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga dikabarkan akan melantai di bursa. 

Perihal rencana tersebut, Teguh menilai sejauh ini belum banyak investor publik yang mengetahui secara jelas mengenai Inalum. Begitu juga dengan divisi Logam Mulia Antam yang sejauh ini masih cukup asing bagi kebanyakan orang. 

“Orang sekarang tahunya Antam ini perusahaan yang mendukung pengembangan bahan baku baterai kendaraan listrik bisnis nikelnya. Itulah hal yang dipertimbangkan pemerintah atau BUMN untuk merilis dan melakukan IPO itu sendiri,” kata Teguh kepada Kontan.co.id, Minggu (26/3). 

Baca Juga: Telkom (TLKM) Mencatat Kerugian Investasi GOTO Rp 6,74 Triliun di Akhir 2022

Perihal prospek pasarnya, Teguh mengatakan, aksi korporasi yang akan dilakukan Inalum, Logam Mulia Antam, dan perusahaan BUMN lainnya harus mencermati kondisi pasar terkini. Dia menilai kondisi pasar hingga akhir 2023 sedang tidak kondusif yang ditandai dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung terus menurun.

“Jika IPO dilakukan waktu dekat mungkin tidak akan laku,” ujar dia. 

Namun, ketika 2024 menjelang tahun politik, IHSG dan saham-saham secara umum juga cenderung mengalami kenaikan. Pada saat ini, Teguh melihat, kemungkinan minat investor akan lebih baik dan jika demikian IPO juga bisa lebih laku untuk Inalum dan BUMN lainnya. 

Teguh memberikan catatan untuk investor publik supaya lebih berhati-hati membeli saham-saham yang baru akan melantai di bursa lantaran belakangan ini kebanyakan valuasi sahamnya cenderung turun. Tentu ini berdampak besar pada kondisi pasar saham pada umumnya karena IHSG melandai dan investor publik banyak merugi. 

“Inilah yang harus diperhatikan oleh pihak otoritas kalau IHSG gini terus investor publik rugi terus, perlu evaluasi izin IPO, pihak otoritas jangan terlalu royal,” pungkas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati