KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) terus mendorong survey data potensi minyak dan gas bumi (migas) baru di area terbuka (
open area) di sejumlah wilayah di Indonesia. Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi, Muharram Jaya Penguriseng menyatakan, salah satu tugas PHE dari pemerintah ialah melaksanakan akuisisi atau survey data di area terbuka. Salah satunya menggunakan Komitmen Kerja Pasti Jambi Merang (KKP JM). Mengutip arsip Kementerian ESDM, Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang mendapat kepercayaan untuk meneruskan kegiatan operasi di Wilayah Kerja Jambi Merang (Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan) melalui kontrak perpanjangan selama 20 tahun, terhitung sejak 10 Februari 2019 hingga 20 tahun mendatang.
Baca Juga: Atasi Kelangkaan Rig Laut, Pertamina Hulu Energi (PHE) Komunikasi dengan SKK Migas Kontrak Bagi Hasil Gross Split bersama SKK Migas ini mewajibkan PHE Jambi Merang untuk melakukan pekerjaan eksplorasi berupa Studi G&G, Survei Seismik, dan Pengeboran Eksplorasi baik di dalam WK Jambi Merang maupun di wilayah terbuka. Kewajiban pekerjaan eksplorasi ini merupakan bentuk Komitmen Kerja Pasti (KKP) yang akan dilakukan dalam 5 tahun pertama kontrak perpanjangan. Pelaksanaan survei seismik KKP ini adalah pelaksanaan perdana oleh PHE sekaligus merupakan kegiatan KKP pertama yang dilaksanakan di wilayah terbuka Indonesia. KKP Jambi Merang di wilayah terbuka akan melaksanakan survei seismik 2D lepas pantai pada lintasan sepanjang kurang lebih 30.000 km di laut yang dikerjakan oleh PT Elnusa Tbk. Lintasan survei seisimik 2D lepas pantai ini akan melewati beberapa cekungan yang diindikasikan memiliki potensi sumber daya migas yang besar (giant discovery) di antaranya Bangka Offshore area - Makassar Strait dan Buton Offshore. Selain survei Seismik 2D lepas pantai tersebut, juga melaksanakan survei seismik 3D di dalam wilayah kerja Jambi Merang seluas 237 kilometer persegi yang meliputi dua provinsi yaitu Sumatera Selatan dan Jambi, serta tiga kabupaten yaitu Musi Banyuasin, Banyuasin, dan Muaro Jambi. “Ketika kami mengambil WK itu (Jambi Merang), memberikan tambahan investasi melalui komitmen pasti yang harus dipenuhi,” ujarnya. Namun, lanjut Muharram, survei seismik ini tidak hanya dilakukan di Jambi Merang saja, tetapi juga akan dilaksanakan PHE di area-area terbuka lainnya. Muharram mengakui, saat ini masih ada sekitar 6 blok migas lagi yang sedang dalam proses evaluasi oleh PHE. “Termasuk survey dilakukan di Papua di Arafuru, Pulau Seram, kemudian di Sulawesi Bagian Timur juga. Ini adalah survey yang kita lakukan terhadap cekungan,” ujarnya. PHE menjelaskan, hingga saat ini masih banyak wilayah di Indonesia yang belum disentuh untuk disurvey lebih lanjut. Misalnya saja daerah di Sulawesi Utara dekat dengan Filipina.
Baca Juga: Tantangan Berat Melanda Industri Hulu Migas, Pertamina Hulu Energi Tunda IPO di 2023 Muharram bilang, pihaknya perlahan-lahan akan melakukan survey ke sana dengan tetap memperhatikan keseimbangan keekonomian.
Beberapa waktu lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyatakan, potensi cadangan migas Indonesia masih cukup banyak, terutama di laut (offshore). "Saat ini kita sangat membutuhkan ketersediaan minyak dan gas bumi untuk mencukupi kebutuhan kita, mengingat masih banyak wilayah-wilayah di Indonesia yang potensial,” ujarnya. Maka itu, diperlukan upaya lebih lanjut dalam memetakan lebih detail lagi sumber-sumber potensi-potensi migas yang ada di offshore. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .