Pertamina Hulu Energi siap genjot produksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain mempertahankan produksi minyak dan gas (migas) existing, Pertamina Hulu Energi (PHE) juga berupaya mencari cadangan migas baru. Pendanaan kegiatan tersebut akan diambil dari anggaran dana investasi PHE tahun ini yang sebesar US$ 536,54 juta.

Direktur Eksplorasi PHE, Abdul Mutalib Masdar mengatakan, dari total dana investasi yang akan digelontorkan tersebut, sebesar US$ 150 juta-US$ 200 juta di antaranya digunakan untuk kegiatan eksplorasi.

Sedangkan anggaran sisanya akan digunakan untuk kegiatan pengeboran dan survei. "Jadi mungkin sekitar 70% untuk pengeboran, 30% untuk survei. Jadi range-nya US$ 150 juta-US$ 200 juta untuk seluruh eksplorasi 2018," kata Abdul pada Jumat (23/3).


Sepanjang tahun ini, PHE merencanakan pengeboran sebanyak 10 sumur eksplorasi. Beberapa di antaranya berada di Blok ONWJ, Blok Siak, Blok NSO/NSB, Blok Ampar, Blok WMO dan Blok Nunukan.

Selain itu, PHE juga berencana melakukan survei seismik 3D seluas 200 kilometer persegi (km2) dan survei seismik 2D sepanjang 1.600 kilometer (km). Survei seismik ini akan dilakukan di Blok Tomori dan Blok Nunukan.

Tahun ini, PHE juga berinvestasi di lima blok terminasi yang akan dikelola PHE. Kelima blok tersebut adalah Blok Tuban, Blok Ogan Komering, Blok Offshore South East Sumatera (OSES), Blok NSO dan Blok NSB.

Huddi Dewanto, Direktur Finance dan Business Support PHE, mengatakan, antisipasi pengelolaan blok terminasi ini sudah dilakukan sejak dua hingga tiga tahun lalu. "Mungkin sekitar US$ 150 juta dianggarkan untuk siapkan daerah-daerah kelola ini (terminasi)," ujar Huddi.

Sisa dana investasi tahun ini rencananya juga akan digunakan untuk kegiatan pengembangan sumur. Tahun ini, PHE akan melakukan pengeboran di 21 sumur dan melakukan pengerjaan kembali (workover) di 34 sumur.

Kian agresifnya PHE mengenjot produksi migas ini tidak lepas dari kinerja keuangannya tahun lalu. Anak usaha PT Pertamina ini membukukan pendapatan usaha sebesar US$ 1,999 miliar, naik 6% dari revisi Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) US$ 1,894 miliar.

Sementara laba bersih PHE tahun lalu tercatat sebesar US$ 251 juta, naik 48% dibanding revisi RKAP 2017 sebesar US$ 170 juta. Laba bersih 2017 juga masih lebih tinggi dibandingkan laba tahun 2016 yang  sebesar US$ 191 juta.

Walaupun mencatatkan kinerja positif, PHE masih moderat dalam menetapkan target kinerja keuangan tahun ini. Huddi mengatakan, target laba PHE dalam RKAP 2018 sebesar US$ 211,62 juta, turun dibanding realisasi laba bersih tahun 2017.

Tahun ini PHE hanya menargetkan pendapatan sebesar US$ 1,978 juta. "Tetapi tidak menutup kemungkinan ada revisi karena menyesuaikan harga minyak yang terakhir," ujar Huddi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat