Pertamina Hulu Energi targetkan lapangan SP ONWJ produksi September 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melalui anak perusahaannya, PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang juga merupakan kontraktor kontrak kerja sama di bawah pengawasan SKK Migas berusaha untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi. Salah satunya dengan mengembangkan proyek lapangan gas SP.

Tahap fabrikasi anjungan SPA yang akan digunakan untuk lapangan SP pun telah selesai. Anjungan SPA rencananya akan dipasang di lapangan SP yang berada di dekat kompleks Bravo Flowstation, perairan utara Subang, Jawa Barat pada Maret 2018.

“Perjalanan menuju lokasi pemasangan akan memakan waktu selama sekitar sembilan hari, sehingga awal Maret pemasangan anjungan SPA yang terdiri atas pile, jacket, dan topside anjungan sudah dapat dilakukan,” ujar General Manager PHE ONWJ Siswantoro M. Prasodjo dalam siaran pers pada Selasa (27/2).


Sebelum pemasangan anjungan dilakukan, pemasangan pipa penyalur bawah laut sepanjang 11,3 km telah terlebih dahulu dilakukan. Pipa bawah laut tersebut akan digunakan untuk menyalurkan produksi gas dari Anjungan SPA ke fasilitas Bravo Flowstations untuk diproses sebelum dijual.

“Sejak penerapan gross split di ONWJ, kami harus beroperasi secara efisien agar keuntungan untuk negara dan perusahaan bisa optimal. Karena itu, keputusan memanfaatkan fasilitas yang telah ada untuk pemrosesan produksi gas dari lapangan SP lebih ekonomis daripada membangun fasilitas pemrosesan baru,” ujar Direktur Development PHE Afif Saifudin.

Proyek ONWJ senilai US$ 92,7 juta ini pun ditargetkan dapat mulai berproduksi pada September 2018 dengan peak production direncanakan sebesar 30 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). “Produksi dari Lapangan SP akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan dalam negeri sehingga dapat menjadi pendorong roda perekonomian industri-industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ,” ujar Siswantoro.

Pada tahun 2018, target produksi minyak dan gas bumi PHE ONWJ adalah sebesar 32.300 barel per hari dan 123,5 MMSCFD. Aktivitas proyek ini untuk lingkup pekerjaan lepas pantai sepenuhnya dilakukan oleh tenaga kerja dalam negeri dengan melibatkan pekerja sebanyak 525 orang dengan target jam kerja aman 600.000 jam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat