Pertamina Hulu Mahakam memulai konstruksi 3 proyek anjungan lepas pantai



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), selaku operator di Wilayah Kerja (WK) Mahakam mengumumkan dimulainya pekerjaan konstruksi tiga anjungan lepas pantai untuk Lapangan Sisi Nubi dan South Mahakam. Proyek dengan investasi sebesar US$ 105 juta tersebut akan mendukung 20% produksi WK Mahakam pada tahun 2024.

Pth. Direktur Utama PHM, Danar Dodjoadhi mengungkapkan, pengerjaan proyek tersebut berdasarkan dukungan dari SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) selaku induk usaha PHM. "Pada saat produksi puncak, kontribusi dari ketiga anjungan ini diharapkan akan mencapai 120 MMSCFD,” ujar Danar dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (29/7).

Adapun, pengerjaan konstruksi tiga anjungan ini dimulai melalui penandatanganan kontrak Engineering, Procurement, Supply, Construction and Commissioning (EPSCC) dengan PT Meindo Elang Indah (MEI), di Jakarta, Senin (27/7).


Baca Juga: Pertamina Trans Kontinental konversi bahan bakar kapal dari HSD ke bahan berbasis LNG

Direktur Utama PHI, Chalid Said Salim mengatakan, pengerjaan ini penting untuk meningkatkan kapasitas perusahaan nasional. Menurutnya, kontrak EPSCC ini merupakan bagian penting dalam kegiatan produksi migas di WK Mahakam. "Nilai kontrak mencapai US$ 105 juta, berdurasi 18 bulan, dengan komitmen TKDN sebesar 51,2%," sebutnya.

Lebih lanjut, Plt Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas, Sulistya Hastuti Wahyu menyambut baik realisasi proyek di tengah masa pandemi covid-19 ini. Kegiatan ini sekaligus merealisasi satu bagian yang harus dilakukan SKK Migas dan KKKS untuk mendukung pencapaian target produksi 1 juta barel pada tahun 2030.

Kata dia, selanjutnya SKK Migas mendorong agar dalam pelaksanaan kontrak ini menggunakan tenaga kerja dan bahan baku dalam negeri sehingga kandungan lokal dapat melebihi target yang diharapkan. Proyek ini juga diharapkan dapat memberikan efek berganda kepada penyedia jasa dan tenaga kerja lokal di lokasi pekerjaan yaitu Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.

Pada saat pekerjaan puncak, proyek ini akan menyerap 900 hingga 1.000 tenaga kerja. Pelaksanaan proses tender ini pun terhitung cepat, yaitu selama 88 hari.

PHM pun dinilai mampu menghasilkan potensi efisiensi dari tender tersebut sebesar US$ 17,6 juta terhadap owner estimate yang diusulkan kepada SKK Migas pada saat persetujuan rencana tender. “Semoga dalam pelaksanaannya nanti kegiatan dapat direalisasi sesuai rencana sehingga potensi penghematan itu menjadi nyata,” tambah Sulistya.

Baca Juga: Begini capaian kinerja produksi migas sejumlah anak usaha Pertamina

Meski saat ini masih di tengah pandemi covid-19, Sulistya berharap PHM dan pelaksana kontrak tetap berupaya agar pelaksanaan kontrak berjalan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dan tidak terjadi keterlambatan pekerjaan. 

“Namun tentunya kami tetap meminta agar pelaksanaan kegiatan berpedoman pada protokol kesehatan, karena masalah kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hal utama yang tidak bisa ditawar di sektor hulu migas," sebut Sulistya.

Asal tahu saja, ketiga anjungan yang akan dibangun itu adalah Jumelai yang akan dipasang di Lapangan South Mahakam, serta North Sisi dan North Nubi untuk Lapangan Sisi Nubi. Proyek yang dinamai JSN ini diharapkan selesai pada kuartal IV tahun 2021.

Dalam proyek JSN ini, PHM juga membuat berbagai upaya efisiensi dari sisi desain sehingga anjungan yang dibangun lebih ringan 66%, disesuaikan dengan kapasitas cadangan gas yang ada. Gas yang diproduksi dari proyek JSN ini akan disalurkan ke kilang pengolahan PT Pertamina Refinery Unit (RU) 5 di Balikpapan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .