Pertamina incar 10 proyek pembangkit listrik PLN



JAKARTA. PT Pertamina (Persero) tidak mau ketinggalan dalam proyek pembangkit listrik 35.000 MW. Ginanjar, Vice President Gas & Power Commercialization New & Renewable Energy Directorate Pertamina mengatakan tahun ini perseroan memang mengincar 10 proyek pembangkit listrik yang mayoritas berada di Pulau Sumatera.

Ginanjar bilang dalam proyek 35.000 MW ini ada dua jalur yang bisa ditempuh oleh perseroan yaitu penunjukan langsung oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) atau mengikuti tender yang juga dilaksanakan oleh PLN. Saat ini Pertamina pun baru mengajukan ke PLN untuk membangun enam pembangkit listrik.

"Ada satu di Kalimantan Timur, dua di Riau, dan tiga di Sumatera Utara. Sisanya belum bisa kami umumkan. Tetapi totalnya tahun ini ada 10 yang kami usulkan baik untuk tender maupun penunjukan langsung," kata Ginanjar pada KONTAN Jumat (16/10).


Rata-rata kapasitas pembangkit yang akan dibangun oleh Pertamina sebesar 200 MW hingga 250 MW. Setiap pembangkit berkapasitas 100 MW membutuhkan dana investasi mencapai US$ 100 juta. Itu berarti untuk kapasitas 250 MW membutuhkan dana investasi sebesar US$ 250 juta.

Pertamina pun baru-baru ini membentuk konsorsium bersama dengan Sojitz Corporation dan PT Pembangunan Prasarana Sumatera Utara Sepakat untuk membangun PLTGU dengan kapasitas 1x250 MW.

Selain itu, Pertamina juga telah menandatangani nota kesepahaman untuk pengembangan pembangkit listrik berbahan bakar gas di Sumatera Utara dengan Sojitz Corporation dan PT Pembangunan Prasarana Sumatera Utara pada Jumat (16/10) di Kantor Pusat Pertamina Jakarta.

Pertamina menargetkan, PLTGU 1x250 MW tersebut dapat selesai pada tahun 2019. Target tersebut bisa dicapai apabila proses-proses seperti perizinan dan pengadaan IPP dapat dilakukan dengan tepat waktu.

Sementara terkait dengan pasokan gas untuk PLTGU tersebut, Pertamina telah mengamankan pasokan gas yang diperlukan sebagai energi primer untuk PLTGU tersebut yang diprediksi mencapai sebesar 35 MMscfd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie