Pertamina incar 45% saham Blok Mahakam



JAKARTA. PT Pertamina (Persero) mengincar 45% saham di Blok Mahakam sebelum masa kontrak blok minyak dan gas tersebut selesai pada tahun 2017. Saat ini perusahaan pelat merah ini masih melakukan negoisasi dengan Total E&P Indonesia sebagai operator blok Mahakam. Hal ini dibisikkan oleh sumber KONTAN yang namanya enggan muncul di media ini.

"Kami (Pertamina) masih terus melakukan negoisasi terkait dengan kepemilikan blok Mahakam. Pertamina berniat untuk menguasai saham blok Mahakam minimal 45%," kata sumber tersebut.

Hal ini pun tak ditampik oleh Vice President Communication PT Pertamina, Mochamad Harun. Pertamina memang ingin masuk Blok Mahakam pada 2011 mendatang. Dus, upaya yang dilakukan saat ini adalah mempersiapkan kemampuan perusahaan agar saat kontrak berakhir pada 2017, Pertamina tak menemui kendala untuk mengelola blok tersebut.


“Sekarang kita sudah melakukan negosiasi B to B dengan Total, kita harapkan tahun 2011 kita sudah dapat ikut share 15% di blok Mahakam,” kata Harun. Sayangnya, Harun masih bungkam soal dana yang telah disiapkan oleh Pertamina untuk melakukan proses akuisisi tersebut. Pasalnya, hal itu terkait berapa cadangan gas yang tersedia, kapan Pertamina mulai masuk, harga gas, serta pendapatan negara.

Yang jelas, tahun ini BUMN migas ini menyiapkan dana investasi di sektor hulu (upstream) hingga Rp 25,9 triliun. "Dana investasi di hulu memakan 66% dari keseluruhan dana Investasi kami," kata dia.Sekada menyegarkan ingatan, sejak tahun lalu Pertamina sangat menginginkan blok Mahakam. Bahkan Pertamina telah mengajukan proposal kepada pemerintah sejak 4 November 2009. Pertamina menghitung, blok yang dikelola oleh Total EP Indonesie dan Inpex Corp. tersebut diprediksi mampu menggenjot portofolio perseroan dan menjadi salah satu ladang penghasil gas terbesar di dalam negeri.

Konon, cadangan gas di blok Mahakam masih tersisa sebesar 12,4 triliun kaki kubik (trillion cubicfeet/ tcf), dari total cadangan 23 tcf. Total dan Inpex yang kini memegang hak konsesi atas blok Mahakam diperkirakan telah mengeksploitasi sekitar 10,6 tcf gas yang ada. Sebanyak 8,2 tcf gas saat ini masih dalam tahap pengembangan, sedangkan 42 tcf akan dikembangkan. Gas yang akan dikembangkan meliputi proyek di Tunu 13b, Peciko 7a, serta South Mahakam 1 dan 2.Total dan Inpex membutuhkan dana yang besar untuk mengembangkan proyek-proyeknya. Proyek di Tunu 13b ditaksir membutuhkan dana investasi sekitar US$ 724 juta, Peciko 7a US$ 530 juta, serta US$ 400 juta dan US$ 377 juta di South Mahakam 1 dan 2.Beberapa waktu lalu, Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan menjelaskan, perusahaan yang dipimpinnya berniat untuk mengakuisisi blok Mahakam hingga 100% pada 2027. "Kita minta penguasaan saham minimal 25% sebelum kontrak tersebut berakhir pada 2017," ujar Karen.Sementara itu, ketika kontrak berakhir pada 2017 dan pemerintah memberikan persetujuan perpanjangan, Pertamina ingin kepemilikan saham meningkat hingga 50%; sementara untuk operatornya tetap dipegang oleh Total EP."Kita sudah memberitahukan hal itu kepada Pemerintah pada 4 November lalu," lanjut Karen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: