JAKARTA. PT Pertamina (Persero) setidaknya mengincar lima lapangan minyak dan gas bumi (migas) di Irak. Dari lima lapangan migas itu, Pertamina menargetkan dua diantaranya bisa dimiliki secara penuh.Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengatakan, lima lapangan migas itu adalah lapangan migas dengan kategori super giant (super raksasa). Adapun lima lapangan itu adalah Lapagan Majnoon, Rumaila, Zubair, West Qurna 1 dan 2. "Perusahaan yang memiliki super giant kan ada 5 perusahaan. Saya tidak bisa bilang dua atau tiga. Kalo bisa, kami bisa masuk ke semuanya. Buat Indonesia, dapat dua saja sudah bagus," kata Karen, Kamis (27/6).Pertamina, lanjut Karen akan melakukan pembicaraan secara business to business dengan kelima operator lapangan migas tersebut. Apabila dicapai kesepakatan, Pertamina harus mendapatkan izin dari pemerintah Irak. Kelima lapangan itu mampu memproduksi minyak antara 1,2 juta barel per hari (bph) sampai 2,5 juta bph. "Dua lapangan produksinya 1,8 juta bph, dua lapangan produksinya 1,2 juta bph dan satu lapangan produksinya 2,5 juta bph," jelas Karen. Sayangnya, Karen tidak mengatakan, diantara kelima lapangan itu, mana saja yang akan menjadi target prioritas Pertamina. Karen hanya bilang, Pertamina hanya berminat ikut berinvestasi di lapangan yang produksinya sebesar 2,5 juta bph dan 1,8 juta bph. Pertamina berharap, masing-masing lapangan migas itu, Pertamina bisa memiliki saham sekitar 10%. "Kalau masing-masing kami kuasai 10%, maka kami mendapat tambahan produksi minyak 250.000 bph dan 180.000 bph untuk mengamankan kebutuhan energi nasional," kata Karen.Terkait dengan masalah dana, Karen mengaku sudah mempersiapkannya. "Dananya juga bisa dicari kalau sudah berproduksi," lanjut Karen. Pertamina sudah menyiapkan anggaran investasi tahun ini sebesar Rp 52,8 triliun. Dari total rencana investasi itu, sebanyak 80% atau sekitar Rp 42,24 triliun akan dialokasikan untuk membiayai proyek hulu dan sisanya untuk proyek hilir. Dengan nilai investasi itu, Pertamina mengharapkan mampu mengakuisisi lima blok migas. Saat ini, Pertamina telah memiliki satu lapangan di Irak, yaitu Blok 3-Western Dessert yang memiliki cadangan minyak sebesar 3 miliar barel. Sayang, blok itu berhenti dikembangkan menyusul terjadinya kekacauan politik di Irak. “Kami sudah mendapat restu untuk mengaktifkan kembali lapangan tersebut,” jelas Karen.Irak juga menawarkan Pertamina untuk masuk ke Lapangan Tuba yang juga dalam tahap produksi. Tahun 2009 lalu, Pertamina masih bersaing memperebutkan Lapangan Tuba dengan Natural Gas Corp India, Sonatrach Algeria, dan CPC Taiwan. Pertamina berharap, mendapat dukungan agar bisa masuk di lapangan yang memiliki produksi minyak sebanyak 180.000 barel per hari itu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pertamina incar lima lapangan migas di Irak
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) setidaknya mengincar lima lapangan minyak dan gas bumi (migas) di Irak. Dari lima lapangan migas itu, Pertamina menargetkan dua diantaranya bisa dimiliki secara penuh.Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengatakan, lima lapangan migas itu adalah lapangan migas dengan kategori super giant (super raksasa). Adapun lima lapangan itu adalah Lapagan Majnoon, Rumaila, Zubair, West Qurna 1 dan 2. "Perusahaan yang memiliki super giant kan ada 5 perusahaan. Saya tidak bisa bilang dua atau tiga. Kalo bisa, kami bisa masuk ke semuanya. Buat Indonesia, dapat dua saja sudah bagus," kata Karen, Kamis (27/6).Pertamina, lanjut Karen akan melakukan pembicaraan secara business to business dengan kelima operator lapangan migas tersebut. Apabila dicapai kesepakatan, Pertamina harus mendapatkan izin dari pemerintah Irak. Kelima lapangan itu mampu memproduksi minyak antara 1,2 juta barel per hari (bph) sampai 2,5 juta bph. "Dua lapangan produksinya 1,8 juta bph, dua lapangan produksinya 1,2 juta bph dan satu lapangan produksinya 2,5 juta bph," jelas Karen. Sayangnya, Karen tidak mengatakan, diantara kelima lapangan itu, mana saja yang akan menjadi target prioritas Pertamina. Karen hanya bilang, Pertamina hanya berminat ikut berinvestasi di lapangan yang produksinya sebesar 2,5 juta bph dan 1,8 juta bph. Pertamina berharap, masing-masing lapangan migas itu, Pertamina bisa memiliki saham sekitar 10%. "Kalau masing-masing kami kuasai 10%, maka kami mendapat tambahan produksi minyak 250.000 bph dan 180.000 bph untuk mengamankan kebutuhan energi nasional," kata Karen.Terkait dengan masalah dana, Karen mengaku sudah mempersiapkannya. "Dananya juga bisa dicari kalau sudah berproduksi," lanjut Karen. Pertamina sudah menyiapkan anggaran investasi tahun ini sebesar Rp 52,8 triliun. Dari total rencana investasi itu, sebanyak 80% atau sekitar Rp 42,24 triliun akan dialokasikan untuk membiayai proyek hulu dan sisanya untuk proyek hilir. Dengan nilai investasi itu, Pertamina mengharapkan mampu mengakuisisi lima blok migas. Saat ini, Pertamina telah memiliki satu lapangan di Irak, yaitu Blok 3-Western Dessert yang memiliki cadangan minyak sebesar 3 miliar barel. Sayang, blok itu berhenti dikembangkan menyusul terjadinya kekacauan politik di Irak. “Kami sudah mendapat restu untuk mengaktifkan kembali lapangan tersebut,” jelas Karen.Irak juga menawarkan Pertamina untuk masuk ke Lapangan Tuba yang juga dalam tahap produksi. Tahun 2009 lalu, Pertamina masih bersaing memperebutkan Lapangan Tuba dengan Natural Gas Corp India, Sonatrach Algeria, dan CPC Taiwan. Pertamina berharap, mendapat dukungan agar bisa masuk di lapangan yang memiliki produksi minyak sebanyak 180.000 barel per hari itu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News