Pertamina incar minimal US$ 40 miliar lewat pendanaan eksternal hingga 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menargetkan kebutuhan investasi minimal sebesar US$ 40 miliar untuk periode 2020-2024. Dana segar tersebut akan diperoleh Pertamina dari eksternal, baik melalui opsi kemitraan maupun Sovereign Wealth Fund (SWF).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, total kebutuhan investasi untuk 14 Proyek Strategis Nasional (PSN) dan proyek lainnya mencapai US$ 92 miliar.

"Direncanakan minimal US$ 40 miliar dari external sources, baik kemitraan, maupun pinjaman dan bond," ungkap Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (20/5).


Dikonfirmasi terpisah, Pjs Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan, pihaknya memang membuka diri terhadap berbagai opsi pendanaan untuk rangkaian proyek yang direncanakan beberapa tahun kedepan.

"Pada dasarnya Pertamina terbuka dengan opsi-opsi proyek yang memang memerlukan pendanaan eksternal," jelas dia kepada Kontan.co.id, Kamis (20/5).

Sebagai langkah awal, Pertamina dan Indonesia Investment Authority (INA) menjajaki potensi kemitraan strategis investasi pada sektor energi termasuk energi terbarukan yang dijalankan Pertamina untuk mewujudkan ketahanan energi dan menggerakkan ekonomi nasional.

Baca Juga: SKK Migas dorong proyek-proyek hulu onstream tahun ini

Sepanjang tahun 2020-2024, Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor energi sedang menjalankan 14  PSN dan 300 proyek investasi lainnya di sektor hulu, hilir dan energi bersih terbarukan dengan total anggaran US$ 92 miliar, yang pendanaannya berasal dari internal maupun eksternal.

Sebelumnya, Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini menyebut, dari total kebutuhan investasi hingga 2024 yang mencapai US$ 92 miliar, sekitar US$ 64 miliar untuk proyek upstream, US$ 20 miliar untuk proyek downstream dan sekitar US$ 8 miliar untuk proyek gas, power dan new renewable energi (NRE).

"Dari PSN tersebut berpotensi sekali untuk underlying project-project yang didanai oleh SWF atau perbankan atau SMI atau private equity," ungkap Emma dalam webinar virtual Maret lalu.

Selanjutnya: Chandra Asri (TPIA) merampungkan 44% dari tender surat utang tahap pertama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari