Pertamina integrasikan kilang TPPI dan GRR Tuban



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Setelah menguasai saham mayoritas Tuban Petro hingga 51%, Pertamina siap mengintegrasikan megaproyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban dengan Kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang merupakan anak usaha Turban Petro.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, restrukturisasi Tuban Petro merupakan bagian dari kilang Pertamina yang mengutamakan aspek fleksibilitas, sehingga mode kilang bisa beralih baik mode petrokimia atau pun migas. Hal ini membuat produksi kilang dapat menyesuaikan dengan permintaan pada saat beroperasi.

Dengan pasokan bahan baku yang terintegrasi antara satu kilang dengan kilang lainnya, efisiensi diharapkan bisa meningkat. Baik dari sisi pengeluaran operasional maupun pengeluaran modal, sehingga bisa meraih keuntungan yang maksimal.


Baca Juga: Ditargetkan rampung November 2020, konstruksi FSRU untuk PLTGU Jawa 1 capai 62,5%

Dengan begitu, proyek-proyek kilang Pertamina mampu menjadi bisnis yang berkelanjutan. “Jadi jelas bahwa proyek kilang kami yang sedang berjalan akan menjadi bisnis yang berkelanjutan karena dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan didukung integrasi baik sesama kilang maupun infrastruktur Pertamina lainnya,” ujar Nicke dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/1).

Nicke menerangkan, saat ini Pertamina sedang mengembangkan kilang di 6 lokasi, yang pembangunannya diintegrasikan dengan pembangunan pabrik petrokimia. Salah satunya yakni GRR Tuban yang nantinya akan diintegrasikan dengan TPPI, dengan dibangun pipa penghubung sejauh 7 km.

Menurut Nicke, peluang pasar bisnis petrokimia saat ini sekitar Rp 40 triliun-50 triliun per tahun. Selain itu bisnis petrokimia juga mempunyai margin lebih tinggi dibanding Bahan Bakar Minyak (BBM).

Baca Juga: Pertamina targetkan 20 pengeboran di Blok Rokan pada 2020

Nicke bilang, langkah mengintegrasikan kilang TPPI dengan GRR Tuban dilakukan Pertamina dengan melakukan aksi korporasi pembelian saham seri B Tuban Petro senilai Rp 3,2 triliun, sehingga Pertamina saat ini menguasai saham mayoritas 51 persen. Dengan menguasai saham mayoritas, maka Pertamina memiliki saham pengendali agar bisa mengembangkan TPPI.

Sesuai RKAP, kata Nicke, mulai tahun 2020 Pertamina akan melakukan peningkatan produksi aromatik kilang TPPI dari saat ini 46.000 ton menjadi 55.000 ton. Dalam jangka panjang, Pertamina juga akan membangun Olefin Center, sehingga nantinya TPPI akan memproduksi petrokimia sebesar 700.000 ton per tahun.

Baca Juga: Pertamina cermati kenaikan harga minyak dunia naik

Pada saat yang sama, megaproyek GRR Tuban nantinya akan memiliki fasilitas produksi petrokimia dengan produk polypropylene sebanyak 1.205 ktpa, paraxylene 1.317 ktpa dan polyethylene 750 ktpa.

“Pertamina memiliki kapasitas dan kompetensi untuk meningkatkan daya saing industri petrokimia nasional. Pertamina siap untuk mengurangi ketergantungan impor produk petrokimia melalui pengembangan bisnis petrokimia yang terintegrasi,” tandas Nicke.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari