KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina International Shipping (PIS) semakin ekspansif menggali pasar luar negeri. Lewat beberapa agenda bisnis di tahun depan, PIS memproyeksikan pendapatan dan laba bisa tumbuh sekitar 7%
year on year (YoY). Brilian Perdana, Direktur Operasi PIS menjelaskan di sepanjang 2022 pendapatan diproyeksikan senilai US$ 2,8 miliar dan perolehan laba sebesar US$ 188 juta. Di 2023, pendapatan PIS akan tumbuh 7% yoy sehingga laba akan meningkat menjadi US$ 202 juta. Brilian mengatakan, sebagian besar kontribusi pendapatan perusahaan masih didominasi kegiatan operasional di dalam negeri.
"Kontributor terbesar masih dari dalam negeri. Kita melayani konsumen kita dari Pertamina Patra Niaga (PPN) dan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI),” kata Brilian di Jakarta, Selasa (27/12).
Baca Juga: Pertagas Catatkan Penyaluran Minyak Rokan Sebanyak 147 Ribu Barel Per Hari Menurut dia salah satu faktor peningkatan kinerja keuangan tahun depan adalah mulai optimalnya dua kantor cabang PIS yakni di Singapura dan Dubai yang baru dibuka di akhir tahun ini. "Dua kantor cabang tahun depan bakal menambah
revenue," ungkapnya. Brilian mengungkapkan, pendapatan PIS Singapore sudah mencapai US$ 230 diharapkan gabungan pendapatan antara PIS Singapore dan PIS Middle East akan menjadi di atas US$ 300 juta.
Ekspansi ke Dubai
Brillian menjelaskan, sejatinya di 2018 manajemen PIS telah menimbang dua lokasi untuk memperbesar pasar internasional antara Singapura atau Dubai. Namun, PIS memilih membuka kantor cabang di Singapura terlebih dahulu karena lokasinya lebih dekat dan lebih mengenal pemain di sana. Selama empat tahun mengoperasikan PIS Singapura, Pertamina terus melakukan penambahan kapal dari yang sebelumnya hanya mengoperasikan 2 kapal, kini PIS mengoperasikan 17 kapal yang terdiri atas kapal milik dan kapal sewa. Dalam waktu empat tahun ini, PIS mengelola
market internasional kurang lebih 80%-90%
market third party di mana 10% masih mengangkut kargo milik Pertamina. “Sejatinya tujuan awal sudah tercapai,
revenue yang hanya US$ 6 juta saat ini sudah menjadi US$ 230 juta,” ungkapnya. Setelah sukses di Kota Singa, kini PIS lebih percaya diri untuk masuk ke Dubai. “Middle East merupakan salah satu lokasi produksi minyak mentah terbesar di dunia ada Arab Saudi, Qatar, Irak, dan lainnya,” terangnya. Lewat ekspansinya ini, PIS akan menjadi penghubung antara
market Barat ke Timur karena posisi Middle East berada di tengah-tengah. Brilian bilang PIS Middle East akan menjadi jembatan ke pasar Eropa dan Amerika. Di tahun depan PIS juga membuka peluang untuk membuka kantor di London atau Geneva. “Jadi harapannya dengan PIS Middle East menumbuhkan
market share di Middle East yang tadinya hanya US$ 7 juta dolar akan menjadi US$ 60 juta dolar lebih. Namun tahapan awal kita dekat dulu dengan pelanggan di sana,” jelasnya. Lewat pengoperasian tiga cabang PIS yakni PIS Indonesia, PIS Singapore, dan PIS Middle East utilisasi kapal bisa lebih dioptimalkan atau menjadi lebih tinggi lagi. Saat ini utilisasi kapal di level 90% akan menjadi 100%.
Baca Juga: Penyaluran Minyak Rokan Tembus 147 Ribu Barel Per Hari “Potret hari Ini
market yang sudah digarap PIS untuk internasional non Pertamina baru 4%-5% sehingga perlu diperbesar porsinya menjadi
double digit, minimal 10% di 2023,” tandasnya. Di tahun depan, PIS menyiapkan belanja modal senilai US$ 180 juta yang sebagian besar dialokasikan untuk investasi pengadaan kapal dan peningkatan kapasitas terminal. Salah satu terminal yang akan di-
upgrade ialah Terminal Tuban.
Untuk pengadaan kapal, Brilian menyebut, akan menambah kapal LNG, LPG, dan tanker. Selain memperkuat jumlah armada, Brilian mengakui PIS juga akan melakukan akuisisi perusahaan logistik laut dengan mengalokasikan dana US$ 120 juta di tahun depan. Meski belum bisa memerinci aksi korporasinya ini, Brilian memberikan gambaran, tujuan akuisisi ini untuk menambah portofolio bisnis ke pengangkutan di luar minyak dan gas. “Maka total capex di 2023 senilai US$ 350 juta,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi