Pertamina International Shipping Targetkan Penurunan Emisi Karbon 33% pada 2030



JAKARTA. PT Pertamina International Shipping (PIS) menargetkan penurunan 33% total emisi karbon dalam operasional perusahaan pada akhir 2030. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengembangan bisnis yang berkelanjutan untuk mendukung komitmen pemerintah mencapai Net Zero Emission pada 2060. 

PIS telah menyusun sejumlah langkah strategi penurunan emisi karbonnya. Beberapa di antaranya adalah penggunaan green ships, bahan bakar alternatif, green terminal, serta carbon capture & storage

Direktur Perencanaan Bisnis PIS, Eka Suhendra menyampaikan, strategi-strategi tadi merupakan wujud keseriusan PIS sebagai pemain utama di sektor logistik energi di Asia Tengara untuk memimpin upaya dekarbonisasi, selaras dengan tujuan International Maritime Organization (IMO) dan komitmen Pertamina mencapai Net Zero Emission pada 2060. 


"Salah satu langkah awal ini adalah menargetkan 33% penurunan emisi karbon dari 24,5 kTCO2e per tahun menjadi 978,6 kTCO2e per tahun pada 2030 mendatang," ujar dia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Jumat (12/7).

Baca Juga: Gandeng BGN, PIS Siap Bangun dan Tambah 2 Kapal VLGC Baru

Implementasi transformasi hijau secara cepat sudah dilakukan PIS, misalnya peremajaan armada dengan kapal yang lebih ramah lingkungan dan menggunakan bahan bakar alternatif seperti dual-fuel dan biodiesel. 

Tidak berhenti di situ, sejumlah inisiatif ke depan juga sudah dimulai. PIS berencana terus memodernisasi armada dengan fitur-fitur yang lebih hemat energi, memperluas penggunaan bahan bakar alternatif, dan melakukan investasi untuk siap menjadi bagian dari rangkaian bisnis karbon negatif Carbon Capture & Storage (CCS). PIS tengah bersiap mengisi rantai transportasi yang dibutuhkan untuk pengangkutan karbon. 

"Untuk mendukung komitmen pemerintah mencapai Net Zero Emission, kami akan berinvestasi dalam kapal pengangkut LCO2 atau liquid carbon dioxide dan receiving terminal," imbuh Eka.

PIS belum lama ini juga meningkatkan kapabilitas Terminal LPG Tanjung Sekong dengan mengintegrasikan sejumlah teknologi canggih. Peningkatan teknologi di terminal LPG yang berlokasi di Cilegon, Banten, membuat pengelolaan dan penyaluran LPG kian efisien dan terintegrasi.

Baca Juga: Pertamina International Shipping Kerja Sama Pengangkutan dengan Perusahaan Jepang

Terminal yang beroperasi sejak 2012 ini beroperasi di area dengan luas mencapai 12,9 hektar dan memiliki kapasitas penyimpanan sebesar 98.000 Metric Tons (MT) atau 196.000 Cubic Meters (CBM). Pada 2020 lalu, Terminal LPG Tanjung Sekong telah ditingkatkan menjadi Terminal LPG Refrigerated yang memiliki tiga dermaga dan bisa menampung kapal-kapal berukuran antara 3.500 hingga 65.000 deadweight tonnage (DWT) guna memudahkan operasi impor dan ekspor LPG secara efisien. 

Terminal LPG Tanjung Sekong menjadi satu dari enam terminal energi strategis yang dikelola oleh PIS melalui PT Pertamina Energy Terminal (PET). PET mengelola beberapa terminal utama di seluruh Indonesia, termasuk Integrated Terminal Tanjung Uban (Kepulauan Riau), Fuel Terminal Pulau Sambu (Kepulauan Riau), Fuel Terminal Kotabaru (Kalimantan Selatan), Fuel Terminal Baubau (Sulawesi Tenggara), dan Terminal LPG Refrigerated Tuban (Jawa Timur). 

Tak hanya itu, PIS sedang mengembangkan Jakarta Integrated Green Terminal di Tanjung Priok, Jakarta yang ditargetkan mengelola berbagai energi hijau kedepannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih