JAKARTA. PT Pertamina terus menimbang untung rugi atas pertukaran blok migas atau swap milik Total EP dan Inpex di luar negeri atau di dalam negeri. Namun, tujuan utama dari aksi itu adalah Pertamina memiliki cadangan minyak yang lebih besar. Pertamina memang sudah bertemu dengan Total EP dan Inpex Copr untuk membahas persoalan teknis tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun KONTAN, mereka sudah bertemu dua kali dan dihadiri perwakilan dari tiga perusahaan tersebut. Ditemui secara terpisah Rabu (19/8) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said kepada KONTAN menegaskan, ESDM telah menyerahkan pembahasan pengalihan Blok Mahakam ini kepada Pertamina. "Soal apakah swap atau tunai, biarkan dibahas secara bisnis oleh Pertamina," ujar Sudirman.
Sudirman juga berharap penilaian atau valuasi Blok Mahakam yang dilakukan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bisa secepatnya selesai. Hasil valuasi itulah yang kelak menjadi acuan Pertamina negosiasi dengan Total dan Inpex. "Opsi swap cukup baik, tapi yang jadi catatan, blok migas yang bakal ditukar harus memiliki potensi yang bagus untuk menambah cadangan negara," ujar Sudirman. Mengacu pada kepemilikan saham blok migas milik Pertamina di Irak, Iran, dan Aljazair, blok di luar negeri rata-rata mampu meningkatkan 30% cadangan migas perusahaan. Meski begitu, hingga kini, Pertamina belum bisa memutuskan swap blok migas milik Total EP dan Inpex Corp, apakah blok di luar negeri atau di dalam negeri. "Soal mengincar di mana, kita masih bahas, dan melihat potensi-potensi cadangannya dulu," ujar Vice President Coorporate Comunication PT Pertamina Wianda Pusponegoro. Wianda bilang, opsi swap memang tengah menjadi bahan diskusi internal Pertamina. Sebab, dengan melakukan swap Pertamina bisa meningkatkan cadangan migas. Namu yang pasti, pemerintah sudah memutuskan 100% saham Blok Mahakam diberikan ke Pertamina. Pertamina menjual 30% ke Total EP dan Inpex, dan sisanya 10% untuk Pemerintah Daerah Kalimantan Timur. Timang untung rugi Pengamat Migas, John Karamoy berpendapat, jika Pertamina menginginkan opsi swap, perusahaan milik negara itu harus melihat nilai aset blok migas yang ditawarkan. Menurunya, Pertamina akan percuma bila asetnya rendah dan cadangannya kecil. Makanya, ia menyarankan agar Pertamina meminta opsi swap di dalam negeri. Dengan cara ini, Pertamina bisa mengontrol serta bisa melihat detil pelaksanaan kegiatan di blok migas tersebut.
Apabila swap dilakukan dengan blok di luar negeri dengan nilai cadangan yang sama di dalam negeri maka ini memberatkan ongkos kirim migas. "Lebih baik dalam negeri, kuasai migas dalam negeri sendiri dulu aja," ujarnya. Kepala Divisi Pengendalian Program dan Anggaran SKK Migas Benny Lubiantara berpendapat lebih baik jika Pertamina minta swap di luar negeri. "Karena tidak mudah mendapat aset luar negeri, daripada masuk dan cari sendiri. Lebih gampang dengan cara swap ini," ujar Benny. Ia menekankan dalam swap tersebut tidak selalu harus apple to apple. "Jadi mereka harus menyelesaikan dengan business to business, melihatnya aset yang strategis," kata Benny. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri