Pertamina kapalkan propylene untuk Chandra Asri



JAKARTA. PT Pertamina (Persero) hari ini (30/1) mengapalkan kargo perdana propylene sebanyak 1.500 ton yang merupakan hasil produksi dari Kilang ROPP Balongan. Propylene yang dikirim ini ditujukan untuk pabrik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

Perlu diketahui, produksi propylene atau RCC Off Gas to Propylene Project (ROPP) di Kilang Balongan Indramayu, Jawa Barat adalah proyek pemanfaatan gas buang residue catalytic cracking (RCC) menjadi propylene yang bernilai tambah tinggi

Kilang ROPP Balongan yang mulai beroperasi 14 Januari 2013 itu dibangun dengan investasi sekitar US$387 juta, dengan kontraktor EPC PT Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation. Adapun, kapasitas produksi propylene dari ROPP Balongan mencapai 179.000 ton per tahun.


“Kontribusi penambahan kapasitas produksi propylene nasional dari ROPP Balongan ini akan mengurangi impor propylene yang kebutuhannya semakin meningkat,” kata Chrisna Damayanto, Direktur Pengolahan Pertamina dalam siaran persnya hari ini (30/1).

Beroperasinya ROPP Balongan ini diharapkan menjadi batu pijakan bagi industri petrokimia di Indonesia. Pertamina menargetkan, mampu menguasai pasar petrokimia hingga 80% pada tahun 2025, yang diharapkan bisa tercapai melalui kerja sama dengan perusahaan nasional dan multinasional.

Sebelumnya, Pertamina sudah teken nota kesepahaman dengan Chandra Asri Petrochemical sebagai dasar penyusunan kesepakatan akhir untuk membentuk perusahaan joint venture guna mendirikan pabrik polypropylene berkapasitas 250.000 ton di RU VI Pertamina, di Balongan pada 2014.

 Selain itu, Pertamina juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan tiga perusahaan petrokimia multinasional, yaitu SK Global Chemical, PTT Global Chemical, dan Mitsubishi Corporation, yang merupakan perusahaan petrokimia terkemuka di kawasan Asia.

Salah satu dari tiga calon mitra tersebut akan dipilih sebagai mitra usaha patungan untuk membangun naphta cracker yang ditargetkan dapat beroperasi pada 2017. “Pertamina menargetkan penguasaan pangsa pasar 30% di 2017, di mana pasar petrokimia nasional ditaksir mencapai US$30 miliar,” tambah VP Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir.

Ali menjelaskan, saat ini pasar petrokimia nasional mencapai sekitar US$5 miliar, dan baru 10% dikuasai oleh Pertamina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri