Pertamina Lubricant mulai memasok industri dan otomotif di Turki



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kebutuhan pelumas setiap tahun tetap penting bagi kalangan industri maupun otomotif global. Oleh karena itu, PT Pertamina Lubricants bersiap untuk ekspansi ke luar negeri.

Andria Nusa, Direktur Marketing And Sales Pertamina Lubricants menjelaskan ada dua alasan mengapa terus mengincar pasar ekspor. Pertama, saat ini pasar di dalam negeri sudah berhasil dikuasai oleh perusahaan. Kedua, karena pertumbuhan di pasar dalam negeri cenderung stagnan maka perusahaan mencari daerah baru.

Adapun saat ini sudah ada 17 negara yang sudah diekspor anak usaha PT Pertamina ini. Beberapa negara yang telah diekspor seperti dari Vietnam, Singapura dan Afrika Selatan. Dilanjutkan ke berbagai negara lainnya di wilayah Asia, Timur tengah dan Eropa.


"Rencanananya di Turki kami harap sudah bisa masuk di akhir tahun ini," kata Andria, Rabu (31/10).

Selain itu rencananya di tahun depan akan ada dibidik negara lain. Tiap tahun Pertamina Lubricants menyasar satu sampai dua negara baru yang dibidik. Sasaran utamanya yakni daerah Afrika. "Saat ini kami juga sedang berbicara dengan Mesir untuk juga bisa masuk kesana," katanya.

Andria menjelaskan dari total penjualan saat ini ekspor baru menyumbang 10% dari total pendapatan. Ditargetkan dalam 5 tahun kedepan bisa menyumbang 25% dari ttoal sales.

Catatan saja saat ini Pertamina punya tiga pabrik oli di Indonesia yakni Jakarta, Gresik, dan Cilacap. Selain itu Pertamina Lubricants juga memiliki satu pabrik di Thailand. Total kapasitas produksi mencapai 535 ribu kiloliter setahun.

Di Thailand perusahaan masih mencari celah untuk bertumbuh. Pangsa pasarnya terbilang kecil karena perusahaan baru masuk. Di Thailand penjualant terbesar masih dari segmen otomotif. Sedangkan sisanya dari segmen industri. "Market share di Thailand dalam 10 tahun diharapkan bisa mencapai 5% dari total pasar," jelasnya.

Adapun di dalam negeri tahun ini Andria melihat pertumbuhan penjualan keseluruhan baik dari sektor otomotif dan industri masih terjaga tumbuh 10%. Namn pertumbuhan didorong oleh segmen industri. Sedangkan segmen otomotif tumbuh penjualan masih pertumbuhannanya 2%-3% saja.

"Konsumsi oli tidak mengikuti jumlah kendaraan karena banyak yang efisensi. Dulu saat kendaraan mencapai 5.000 Km orang sudah ganti oli, tapi karena efisiensi orang tunggu ganti oli sampai 7.500 Km bahkan 10.000 Km," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini