JAKARTA. Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang mengatakan, harga BBM jenis solar dan premium untuk periode Maret 2015 tengah dibahas. "Sedang dirapatkan, karena keputusannya cukup berat. Kalau dihitung berdasarkan impor, memang kami untung, tapi kalau dari harga produksi kilang, maka kami rugi," ujarnya di Jakarta, Kamis (26/2). Menurut dia, Pertamina juga tidak bisa menutup kilang pengolahan karena memberikan dampak lebih buruk. "Menutup kilang bukan perkara gampang. Contohnya, kilang di Plaju, Palembang kalau ditutup, maka 'crude' dari Jambi akan diolah dimana, karena selama ini 'crude' itu dibawa dengan pipa ke Plaju," ujarnya. Penutupan kilang tersebut juga akan mempengaruhi distribusi BBM ke masyarakat yang berdekatan dengan kilang tersebut. Menurut Ahmad, jika dilihat dari aspek efisiensi dan produktivitas, maka kilang Kasim yang berada di Papua dengan kapasitas 10.000 barel per hari adalah kilang paling tidak efisien. Sebab tingkat produksinya, hanya sekitar 1% dari total produksi kilang Pertamina yang mencapai 1,04 juta barel per hari. "Tapi, kita juga perlu mempertimbangkan aspek politiknya, kalau kilang Kasim ditutup, bagaimana reaksi masyarakat Papua," katanya. Sebelumnya Pelaksana Tugas Dirjen Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmadja mengungkapkan, harga BBM pada Maret 2015 kemungkinan akan tetap atau mengalami kenaikan. Menurut dia, pemerintah akan memonitor perkembangan harga BBM di pasar Singapura sampai akhir Februari sebelum memutuskan harga untuk Maret 2015. Harga minyak mentah jenis Brent, lanjutnya, posisi 19 Februari 2015 adalah US$ 60,21 per barel dan West Texas Intermediate (WTI) US$ 51,16 per barel. Posisi harga tersebut mengalami kenaikan cukup signifikan setelah sebelumnya sempat di bawah US$ 50 per barel. Sementara, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) untuk Februari 2015 adalah US$ 53,69 per barel, ICP Desember 2014-Februari 2015 sebesar US$ 52,85 per barel, dan ICP Januari-Februari 2015 sebesar US$ 49,5 per barel. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pertamina masih kaji harga BBM untuk Maret 2015
JAKARTA. Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang mengatakan, harga BBM jenis solar dan premium untuk periode Maret 2015 tengah dibahas. "Sedang dirapatkan, karena keputusannya cukup berat. Kalau dihitung berdasarkan impor, memang kami untung, tapi kalau dari harga produksi kilang, maka kami rugi," ujarnya di Jakarta, Kamis (26/2). Menurut dia, Pertamina juga tidak bisa menutup kilang pengolahan karena memberikan dampak lebih buruk. "Menutup kilang bukan perkara gampang. Contohnya, kilang di Plaju, Palembang kalau ditutup, maka 'crude' dari Jambi akan diolah dimana, karena selama ini 'crude' itu dibawa dengan pipa ke Plaju," ujarnya. Penutupan kilang tersebut juga akan mempengaruhi distribusi BBM ke masyarakat yang berdekatan dengan kilang tersebut. Menurut Ahmad, jika dilihat dari aspek efisiensi dan produktivitas, maka kilang Kasim yang berada di Papua dengan kapasitas 10.000 barel per hari adalah kilang paling tidak efisien. Sebab tingkat produksinya, hanya sekitar 1% dari total produksi kilang Pertamina yang mencapai 1,04 juta barel per hari. "Tapi, kita juga perlu mempertimbangkan aspek politiknya, kalau kilang Kasim ditutup, bagaimana reaksi masyarakat Papua," katanya. Sebelumnya Pelaksana Tugas Dirjen Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmadja mengungkapkan, harga BBM pada Maret 2015 kemungkinan akan tetap atau mengalami kenaikan. Menurut dia, pemerintah akan memonitor perkembangan harga BBM di pasar Singapura sampai akhir Februari sebelum memutuskan harga untuk Maret 2015. Harga minyak mentah jenis Brent, lanjutnya, posisi 19 Februari 2015 adalah US$ 60,21 per barel dan West Texas Intermediate (WTI) US$ 51,16 per barel. Posisi harga tersebut mengalami kenaikan cukup signifikan setelah sebelumnya sempat di bawah US$ 50 per barel. Sementara, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) untuk Februari 2015 adalah US$ 53,69 per barel, ICP Desember 2014-Februari 2015 sebesar US$ 52,85 per barel, dan ICP Januari-Februari 2015 sebesar US$ 49,5 per barel. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News