Pertamina masih pantau kondisi harga sebelum tentukan kebijakan impor minyak mentah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) masih terus memantau perkembangan harga minyak mentah dunia yang belakangan ini melemah cukup tajam.

Vice President Corporate Secretary Pertamina Fajriyah Usman menilai, pemantauan dinamika harga minyak dunia perlu dilakukan oleh Pertamina sebelum mengambil langkah-langkah strategis, termasuk opsi penambahan impor minyak.

Di atas kertas, biaya impor minyak memang cenderung murah ketika harga minyak mentah itu sendiri sedang dalam tren menurun.


Hanya saja, Pertamina mesti menyusun perencanaan yang tepat agar perusahaan ini tetap bisa meraih keuntungan maksimal di tengah pelemahan harga minyak dunia.

"Kami perlu pertimbangkan juga kapasitas storage, pengolahan, dan penyerapan minyak mentah di dalam negeri," ujar Fajriyah ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (13/2).

Baca Juga: Pertamina: Pengeboran Blok Nunukan berpotensi mundur

Terkait adanya opsi penurunan harga Bahan Bakar Bersubsidi (BBM) bersubsidi, Fajriyah mengaku pihaknya akan mengikuti kebijakan dari pemerintah.

Lagi pula, pihak Pertamina juga sedang menganalisis faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga BBM bersubsidi. Ini mengingat penentuan harga BBM bersubsidi tak hanya dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak global.

Sebagai informasi, harga minyak dunia masih berada di area US$ 30 per barel kendati mengalami kenaikan pada hari ini.

Untuk harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2020 di New York Mercantile Exchange (Nymex) naik 3,65% ke level US$ 32,65 per barel pada Jumat (13/3) pukul 16.00 WIB. Sementara harga minyak Brent kontrak pengiriman Mei 2020 di ICE Futures naik 3,58% ke level US$ 34,41 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto