INDRAMAYU. PT Pertamina (Persero) mulai membangun infrastruktur penunjang pengembangan Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat. Upaya ini dilakukan demi meningkatkan produksi minyak. Pembangunan infrastruktur ini dimulai dengan pembangunan pipa bawah laut atau
submarine pipe line serta pembangunan fasilitas terapung atau
single point mooring (SPM) Kilang Balongan. Direktur Megaproyek Pengolahan & Petrokimia Rachmad Hardadi mengatakan, adanya fasilitas ini, efektivitas kegiatan
loading atau
unloading diharapkan meningkat, sehingga biaya transportasi minyak mentah bisa ditekan karena
lay time kapal tanker menjadi lebih singkat.
Selain itu, kapasitas kilang Balongan juga akan ditingkatkan hingga mencapai 240.000 barel per hari atau naik dari kapasitas saat ini sebesar 125.000 barel per hari. Sayangnya, saat pengembangan fasilitas infrastruktur Balongan dimulai, program pengembangan atau
refinery development master plan (RDMP) Kilang Balikpapan belum seirama. Ada kekhawatiran ini bisa menganggu pasokan nafta Balongan akan terganggu. Maklum selama ini 35%-40% pasokan nafta Kilang Balongan didapat dari Kilang Balikpapan yang saat ini juga sedang dalam tahap revitalisasi atau modernisasi. Meski demikian Rachmad yakin, Pertamina bisa tetap mendapatkan nafta untuk kilang Balongan tanpa harus mengimpor. "Kami upayakan tidak impor. Tergantung dapatnya dari kilang mana, kami tinggal atur
material balance," imbuhnya, Kamis (16/2). Rachmad menegaskan, sebagai mantan kepala divisi perencanaan operasi, ia paham bagaimana cara mengatur pasokan nafta ke Balongan. "Misal kapasitas dinaikan tapi produk tak jadi semua jenis karena sebagian untuk Balongan," jelasnya. Ignasius Jonan Menteri ESDM mengaku senang dengan revitatalisasi kilang-kilang Pertamina. Menurutnya, kapasitas kilang yang beroperasi saat ini hanya sekitar 800.000 barel per hari dari kapasitas kilang terpasang 1.169.000 barel per hari. ".Sesuai arahan Bapak Presiden kapasitas kilang harus ditingkatkan paling tidak dalam 4-5 tahun ke depan harus sama dengan kebutuhan nasiona," kata Jonan. Berdasarkan data Pertamina, Indonesia baru memiliki 12 kilang, tujuh di antaranya merupakan kilang Pertamina. Adapun kapasitas kilang beroperasi saat ini 800.000 barel per hari, sedangkan kapasitas kilang terpasang 1.169.000 bph. Untuk memenuhi kebutuhan BBM nasional, direncanakan kapasitas kilang nasional ditingkatkan lebih dari 2 juta bph pada 2025 melalui program RDMP dan
New Grass Root Refinery atau NGRR. Selesai bareng
Rachmad menambahkan, Pertamina berharap seluruh proyek kilang Pertamina bisa selesai bersamaan. Meski pendanaan masih jadi kendala Pertamina. "Selesai di tahun 2020, dengan pengaturan anggarannya lumayan berat karena pada saat Balikpapan jalan, Tuban jalan, Balongan, Cilacap juga jalan," ujar dia. Kilang Balongan menjadi salah satu kilang Pertamina yang akan dikembangkan melalui mega proyek RDMP dengan nilai investasi US$ 1,2 miliar. Tahun ini RDMP Kilang RU VI Balongan memasuki tahapan
Basic Engineering Design ditargetkan selesai September 2018. Adapun, Mega Proyek RDMP dan pembangunan kilang baru di Tuban ditargetkan akan meningkatkan kapasitas kilang nasional menjadi 2 juta barel per hari pada tahun 2023. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie