INDRAMAYU. PT Pertamina memulai pembangunan fasilitas
submarine pipe line (SPL) dan
single point mooring (SPM) di Kilang Pertamina Refinery Unit VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat pada Kamis (16/2). Investasi proyek ini mencapai Rp 1,79 triliun Ini ditandai dengan
groundbreaking yang disaksikan Menteri Badan Usaha Milk Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, serta direksi Pertamina. “Saya
appreciate Pertamina melakukan
improvement terhadap kilang
existing-nya, seperti halnya proyek SPL/SPM ini. Kami dukung upaya peningkatan kapasitas kilang nasional, baik melalui proyek RDMP mail-in NGRR,” tutur Jonan dalam sambutannya.
Fasilitas SPL dan SPM dibangun sebagai bagian dari upaya Pertamina meningkatkan keandalan pasokan minyak mentah ke Kilang RU VI Balongan. Dengan adanya fasilitas ini, efektivitas kegiatan
loading/unloading diharapkan meningkat dan biaya transportasi minyak mentah dapat ditekan karena
lay time kapal tanker menjadi lebih singkat. Selain itu, fasilitas SPL dan SPM ini juga untuk mendukung kegiatan operasional yang ramah lingkungan. Proyek ini meliputi pekerjaan
offshore dan
onshore. Pekerjaan
offshore meliputi pembangunan SPL berdiameter 32 inci dengan panjang 15,2 kilometer dan SPM berkapasitas 165.000
dead weight tonnage (DWT). Sedangkan pekerjaan
onshore meliputi pembangunan pipa bawah tanah berdiameter 32 inci dengan panjang 500 meter; pembangunan 1 unit tangki baru berkapasitas 22.000 kiloliter; modifikasi tangki
existing, serta pemasangan
flushing dan
pigging system. Dalam pengerjaannya, Pertamina menetapkan sejumlah partner melalui proses pengadaan sesuai prosedur di perusahaan. Paket pekerjaan
Engineering, Procurement, Construction, Installation, Comissioning (EPCIC) dikerjakan oleh konsorsium PT Rekayasa Industry (REKIND) – Intermoor. Paket pekerjaan SPL dikerjakan oleh konsorsium JFE Japan – Marubeni Itochu – PT Atamora Teknik Makmur; paket pekerjaan
coating SPL oleh PT. Indal Steel Pipe. Paket pekerjaan SPM dikerjakan oleh konsorsium ORWELL.
Proyek ini menyerap kurang lebih 600 orang tenaga kerja. Pertamina menargetkan pengerjaan proyek ini selesai dalam 23 bulan sejak penandatangan kontrak pada 10 Oktober 2016. Kilang RU VI Balongan menjadi salah satu kilang Pertamina yang akan dikembangkan melalui mega proyek
Refinery Development Master Plan (RDMP) dengan nilai investasi US$ 1,2 miliar. Tahun ini RDMP Kilang RU VI Balongan memasuki tahapan Basic Engineering Design (BED) dan diharapkan selesai pada tahun 2020 dengan peningkatan kapasitas dari 125.000 barel per hari menjadi 240.000 barel per hari. Mega Proyek RDMP dan pembangunan kilang baru (Grass Root Refinery) ditargetkan akan meningkatkan kapasitas kilang nasional menjadi 2 juta barel per hari pada tahun 2023. Selain Kilang RU VI Balongan, proyek RDMP dilakukan di Kilang RU IV Cilacap, Kilang RU V Balikpapan, dan Kilang RU II Dumai. Sedangkan NGRR ditetapkan di Tuban dan Bontang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto