Pertamina naikkan harga elpiji 50 kg



JAKARTA. Niat PT Pertamina menaikkan harga gas elpiji non-subsidi kemasan tabung 12 kilogram (kg) boleh saja tertunda. Tapi, perusahaan itu masih leluasa menaikkan harga elpiji non-subsidi kemasanĀ  tabung 50 kg.

Bahkan, secara diam-diam, Pertamina ternyata sudah lebih dulu menaikkan harga elpiji 50 kg. Kenaikan harga ini diungkap seorang agen penjualan resmi gas elpiji Pertamina untuk industri itu. "Kenaikan harga elpiji 50 kg sudah sejak dua bulan lalu. Sekarang saya jual Rp 670.000 per tabung," kata agen yang tak disebutkan namanya itu.

Sekedar informasi, di awal Januari, harga elpiji 50 kg masih sekitar Rp 470.000 per tabung. Artinya, dibandingkan harga baru, kenaikannya bisa sekitar Rp 200.000 per tabung. Kendati harga naik, agen mengakui permintaan elpiji 50 kg tetap stabil. "Habis gimana lagi, namanya orang butuh," ujarnya.


Ali Mudakir, Vice President Corporate Communication Pertamina mengakui, pihaknya sudah menaikkan elpiji 50 kg lantaran harga gas di pasar global terus meningkat seiring permintaan elpiji dunia.

Ali bilang, sekalipun kenaikan harga elpiji 50 kg mencapai sekitar Rp 200.000, perusahaan belum juga dapat mengeruk keuntungan. "Masih di batas harga ekonomi kok. Selama ini kan masih merugi," jelasnya, saat dihubungi, Jumat (8/3).

Ali bilang, jika Pertamina ingin mendapat untung dari penjualan elpiji 50 kg, harga jual idealnya adalah Rp 15.000 per kg atau Rp 750.000 per 50 kg. Selain elpiji 50 kg, Pertamina juga tetap menggodok rencana kenaikan elpiji 12 kg untuk menekan kerugian.

Menurut Ali, penjualan elpiji 12 kg menyumbang kerugian cukup besar terhadap penjualan elpiji non-subsidi Pertamina. Namun, pemerintah menganggap bukan waktu tepat untuk menaikkan harga.

Beda dengan kenaikan elpiji 50 kg, rencana kenaikan elpiji 12 kg ini memang harus dikonsultasikan dulu ke pemerintah. Meski hanya bersifat saran, toh selama ini, Pertamina tak berkutik menghadapi sikap pemerintah yang menggap bukan waktu yang tepat menaikkan harga elpiji 12 kg. "Kami sedang evaluasi lagi timing yang tepat untuk naik," pungkas Ali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri