KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Upaya Indonesia untuk menjual avtur ke pasar ekspor membuahkan hasil. PT Pertamina (Persero) telah memulai langkah ekspor bahan bakar pesawat tersebut ke negara lain dengan memaksimalkan kilang minyak yang dimilikinya.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menyampaikan, Pertamina memiliki cita-cita untuk mengurangi impor avtur sampai level nol dan sebaliknya melakukan ekspor ke berbagai negara.
Baca Juga: Pertamina tuntaskan 75 BBM Satu Harga di Wilayah Timur Indonesia Hal ini sejalan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu yang menegaskan Indonesia perlu mengurangi impor avtur. Di sisi lain, ekspor bahan bakar tersebut patut dilakukan. Untuk impor avtur, Fajriyah bilang program tersebut sudah dilakukan oleh Pertamina sejak pertengahan semester pertama lalu. “Untuk zero impor avtur sudah terealisasi sejak 1 April 2019 silam, sehingga pemerintah bisa menghemat devisa,” ujar dia kepada Kontan, Senin (14/11). Ia pun mengaku Pertamina mulai mengekspor avtur pada bulan Juli lalu. Pertamina melakukan ekspor perdana produk avtur dengan volume 200.000 barel senilai US$ 15,54 juta. Singapura menjadi negara tujuan ekspor avtur perdana oleh Pertamina. Pertamina berkeinginan untuk terus meningkatkan produksi avtur dan memperluas pasar ekspor untuk bahan bakar tersebut. Hal ini seiring dengan optimalisasi kilang milik perusahaan, sehingga persediaan produk avtur dapat mengalami surplus secara berkelanjutan. Saat ini, salah satu kilang milik Pertamina yang memproduksi avtur adalah kilang RU IV Cilacap yang berkapasitas 348 MBSD per hari. Ini merupakan kilang dengan kapasitas terbesar di Indonesia.
Baca Juga: Sejumlah kontraktor migas mulai meminta perpanjangan kontrak blok migas Produksi avtur Pertamina dipercaya dapat semakin meningkat mengingat perusahaan telah menyelesaikan proyek strategisnya, yaitu Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC). Pertamina akan mengintegrasikan PLBC dengan kilang Cilacap yang sudah ada atau eksisting. Usai rampungnya PLBC, kapasitas kilang Cilacap meningkat tajam menjadi 1,6 juta barel per bulan. Kilang ini nantinya juga dapat memproduksi lebih banyak bahan bakar minyak dengan standar Euro 4. Kendati demikian, Fajriyah belum bisa membeberkan target pendapatan untuk ekspor avtur oleh Pertamina, termasuk proyeksi kontribusi ekspor terhadap total pendapatan perusahaan. “Soal revenue ekspor nanti dulu, karena bagaimana pun kami perlu penuhi kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu,” ungkapnya memberi alasan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini