Pertamina Paksa Pemerintah Putuskan Blok Mahakam



JAKARTA. Perusahaan minyak plat merah, PT Pertamina (Persero) memaksa pemerintah untuk segera memutuskan pengelola blok Mahakam. Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengatakan bahwa setidaknya pada semester I 2010 ini, Pertamina sudah bisa menjadi operator blok mahakam.”Kita sudah memiliki 2 opsi untuk blok Mahakam itu. Pemerintah harus bisa memutuskan pada April 2010 sehingga paling cepat pada semester I 2010 ini, Pertamina sudah bisa masuk,” kata Karen, Kamis (18/3).Karen mengaku sedang membahasnya kedua opsi tersebut dengan pemerintah saat ini. Sayangnya, dia tidak mau mengatakan rincian tentang dua opsi tersebut. Nantinya opsi yang diputuskan pemerintah akan digunakan Pertamina untuk bernegosiasi dengan pihak Total. "Kalau pemerintah sudah memilih salah satu opsi maka kami akan bicara dengan Total. Mudah-mudahan diputuskan April ini," ungkapnya. Terkait adanya kontrak pembelian gas alam cair (Liquid Natural Gas/ LNG) dari Blok Mahakam antara Total dengan para Western Buyer, Karen memastikan masuknya Pertamina ke Blok tersebut tidak akan mempengaruhi komitmen pembelian yang sudah ada. "Western Buyer itukan yang penting LNG-nya ada. Siapa operatornya mereka tidak penting," ungkapnya. Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) telah menyatakan niatnya kepada Pemerintah untuk menggunakan hak partisipasi di blok Mahakam. Dengan hak partisipasi ini Pertamina diperbolehkan untuk mengakuisisi 10 persen kepemilikan atas suatu blok apabila kontraknya akan diperpanjang.Pertamina berminat atas 25% blok Mahakam di mana 15% diantaranya melalui mekanisme "business to business". Bahkan, untuk menunjukkan keseriusannya, Karen mengatakan, Pertamina telah menyediakan dana sebesar US$ 200 juta untuk proses akuisisi tersebut. Sekedar mengingatkan, kontrak Total Indonesie mengelola blok gas Mahakam akan berakhir pada2017, namun Total telah mengajukan permohonan perpanjangan kepada Pemerintah. Total Indonesie, Prancis sebagai operator menguasai 50% blok Mahakam, sementara Inpex Corporation, Jepang, memiliki sisanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Test Test