Pertamina pasok 1,2 juta KL biodiesel tahun ini



JAKARTA. PT Pertamina (Persero) siap memasok hingga 1,2 juta kilo liter (KL) biodiesel tahun ini. Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, alokasi pasokan biodiesel ditambah karena mandatory B15 berjalan pada semester kedua tahun ini. "Sementara total suplai solar Pertamina pada tahun ini sebesar 16 juta KL. Tinggal separuh, 8 juta KL, 15% berarti 1,2 juta KL," katanya di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (22/7). Ia bilang, Pertamina sudah mempersiapkan implementasi mandatory B15 yang akan dilaksanakan pada pertengahan Agustus. Pertamina juga sudah mengundang perusahaan-perusahaan yang menjadi supplier Fatty Acid Methyl Ester (FAME). Perusahaan-perusahaan tersebut membutuhkan surat dari Badan Layanan Umum (BLU) untuk menjalankan mandatory B15. Pertamina hanya akan menyediakan pasokan untuk kebutuhan industri saja selama pengadaan pertama dan kebijakan tersebut didasarkan kepada harga pasar. Pertamina juga hanya akan membuka tender untuk biaya angkut, sebab ongkos angkut akan menjadi tanggungan Pertamina, seperti suplai ke Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. "Kalau saat ini, sebetulnya kalau memang harga sudah harga Mean of Plats Singapura (MOPS), mereka sudah dapat BLU kami cuma tenderkan ongkos angkut saja," ucapnya. Bambang juga mengatakan bahwa stok BBM jenis solar untuk menjalankan mandatory B15 masih cukup. Namun demikian, Pertamina dikatakannya hanya akan membayar sesuai dengan harga MOPS. "Saat ini yang kita pakai yang industri dulu. Karena itu pengadaan tidak tergantung pada harga subsidi. Subsidi butuh surat dari BLU supaya selisih harga diganti bukan urusan pertamina. Kami maunya bayar sesuai MOPS," katanya. Sementara itu, Direktur Penyaluran Dana BLU, Dadan Kusdiana mengatakan, pelaksanaan mandatory B15 oleh Pertamina paling cepat akan dilakukan pada tanggal 15 Agustus 2015. Hal ini dikarenakan adanya kesepakatan dengan Pertamina untuk mempersiapkan modal subsidinya. "Polanya sama dengan yang sebelumnya, yang APBN, membayar yang selisih, membayarnya melalui perusahaan FAME, jadi subsidinya untuk konsumen bukan perusahaan biodiesel," ujarnya. Untuk target produksinya, menurut Dadan, pada tahun ini diperkirakan produksi biodiesel akan mencapai 800.000 hingga 1 juta KL, sementara pada bulan Agustus mendatang mencapai 200.000 KL. BLU yang dibentuk untuk menghimpun Crude Palm Oil Supporting Fund (CPO Fund), pada hari pertama kerja telah mencatatkan penghimpunan dana sebesar Rp 21 miliar dari pengusaha sawit pada 16 Juli 2015 lalu. Dadan juga mengatakan target pungutan dana CPO fund sebesar Rp 5 triliun pada tahun ini bisa tercapai. Namun dirinya mengatakan bahwa realisasinya akan bergantung kepada harga BBM dan sawit. Sementara target alokasi B15 pada Agustus mendatang diperkirakan mencapai 200.000 KL. "Prediksinya Rp 4 sampai Rp 5 triliun sampai akhir tahun, sebulan bisa Rp 1 triliun," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Uji Agung Santosa