KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) memastikan tidak ada lagi tumpahan minyak di sekitar anjungan YYA-1 pasca kejadian kebocoran gas pertengahan Juli lalu. Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu bilang berdasarkan proyeksi yang ada, hari ini merupakan hari terakhir ceceran minyak tiba di pesisir pantai. "Udah gak ada tumpahan minyak, lautan sudah clear, pantauan dari citra satelit juga sudah clear," terang Dharmawan di Jakarta, Kamis (10/10). Baca Juga: PHE ONWJ terus berupaya bersihkan sisa tumpahan minyak di pesisir Karawang Masih menurut Dharmawan, dengan berhentinya kebocoran gas serta tumpahan minyak, kini tim investigasi sudah bisa melakukan akses menuju lokasi kejadian. Dharmawan menuturkan, proses penutupan dapat dikatakan telah permanen. Kendati demikian, demi memastikan, Pertamina akan melakukan penyemenan pada bagian atas sumur YYA-1. Adapun, Pertamina menargetkan proses penyemenan seluruhnya rampung dua pekan lagi atau pada akhir Oktober 2019. "Sementara untuk relief well perlu kajian detail agar bisa digunakan untuk produksi," jelas Dharmawan. Nantinya, jika dimanfaatkan untuk produksi, maka akan dilakukan side-track guna mencapai reservoir yang ada. Menyinggung soal kompensasi, Dharmawan memastikan proses penghitungan masih terus berlangsung. Pertamina menargetkan sebelum akhir tahun, seluruh kompensasi dapat ditunaikan kepada masyarakat terdampak. "Dari kami sendiri targetnya November," terang Dharmawan. Baca Juga: Pertamina: Pengerjaan relief well makan biaya hingga US$ 10 juta Kontan.co.id mencatat, Incident Commander Proyek YYA-1 Taufik Adityawarman mengungkapkan, besaran kompensasi baru diberikan kepada 30% dari total data warga yang terverifikasi. "Masih terus dijalankan, menunggu juga SK dari Bupati," jelas Taufik. Taufik tidak menampik data warga terdampak masih mungkin bertambah. Sementara itu, Direktur Utama PHE Meidawati mengungkapkan, kompensasi masih terus berlangsung. "Dananya banyak, belum bisa kita sampaikan, kita targetkan finalisasi data rampung Oktober 2019," sebut Meidawati.
Pertamina pastikan tidak ada lagi tumpahan minyak di sekitar anjungan YYA-1
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) memastikan tidak ada lagi tumpahan minyak di sekitar anjungan YYA-1 pasca kejadian kebocoran gas pertengahan Juli lalu. Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu bilang berdasarkan proyeksi yang ada, hari ini merupakan hari terakhir ceceran minyak tiba di pesisir pantai. "Udah gak ada tumpahan minyak, lautan sudah clear, pantauan dari citra satelit juga sudah clear," terang Dharmawan di Jakarta, Kamis (10/10). Baca Juga: PHE ONWJ terus berupaya bersihkan sisa tumpahan minyak di pesisir Karawang Masih menurut Dharmawan, dengan berhentinya kebocoran gas serta tumpahan minyak, kini tim investigasi sudah bisa melakukan akses menuju lokasi kejadian. Dharmawan menuturkan, proses penutupan dapat dikatakan telah permanen. Kendati demikian, demi memastikan, Pertamina akan melakukan penyemenan pada bagian atas sumur YYA-1. Adapun, Pertamina menargetkan proses penyemenan seluruhnya rampung dua pekan lagi atau pada akhir Oktober 2019. "Sementara untuk relief well perlu kajian detail agar bisa digunakan untuk produksi," jelas Dharmawan. Nantinya, jika dimanfaatkan untuk produksi, maka akan dilakukan side-track guna mencapai reservoir yang ada. Menyinggung soal kompensasi, Dharmawan memastikan proses penghitungan masih terus berlangsung. Pertamina menargetkan sebelum akhir tahun, seluruh kompensasi dapat ditunaikan kepada masyarakat terdampak. "Dari kami sendiri targetnya November," terang Dharmawan. Baca Juga: Pertamina: Pengerjaan relief well makan biaya hingga US$ 10 juta Kontan.co.id mencatat, Incident Commander Proyek YYA-1 Taufik Adityawarman mengungkapkan, besaran kompensasi baru diberikan kepada 30% dari total data warga yang terverifikasi. "Masih terus dijalankan, menunggu juga SK dari Bupati," jelas Taufik. Taufik tidak menampik data warga terdampak masih mungkin bertambah. Sementara itu, Direktur Utama PHE Meidawati mengungkapkan, kompensasi masih terus berlangsung. "Dananya banyak, belum bisa kita sampaikan, kita targetkan finalisasi data rampung Oktober 2019," sebut Meidawati.