JAKARTA. Pemerintah melalu Menteri BUMN telah memberhentikan dengan hormat Dwi Soetjipto sebagai Direktur Utama PT Pertamina (persero) dan Ahmad Bambang sebagai Wakil Direktur Utama Pertamina. Keputusan tersebut tertuang dalam SK No: SK-26/MBU/02/2017 Pemberhentian dan Perubahan Nomenklatur Jabatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina. Perombakan dewan direksi diklaim manajemen Pertamina tidak akan mempengaruhi kinerja perseroan. Pasalnya pergantian direksi merupakan hal yang biasa bagi perseroan. "Pertamina akan fokus dan siap merealisasikan amanat dari pemegang saham karena bagaimana pun Pertamina merupakan BUMN strategis yang harus kita jaga dan dukung bersama menjadi BUMN yang kuat dan bersaing di level global," kata Yenni Andayani yang ditunjuk sebagai Plt Direktur Utama Pertamina dalam siaran pers, Jumat (3/1).
Pertamina mengklaim akan terus fokus mencapai target-target perusahaan yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. Caranya dengan efisiensi di segala lini, peningkatan kinerja operasi yang memperhatikan aspek
healty,
safety, security, dan
environment (HSSE), memastikan realisasi berbagai investasi secara tepat waktu dan sasaran, dan melakukan penyiapan sumber daya manusia yang andal menjadi amanat pemegang saham yang harus direalisasikan pada tahun ini. Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng mengatakan, sebagai salah satu BUMN besar, Pertamina memiliki organisasi yang mapan dan telah disiapkan menghadapi berbagai macam situasi lingkungan internal maupun eksternal. Pertamina, katanya, telah memiliki sistem dan mekanisme internal untuk menjalankan perusahaan secara kontinu dan baik. “Perubahan jajaran direksi lazim terjadi pada suatu organisasi perusahaan, termasuk di Pertamina dan hal tersebut merupakan dinamika biasa dan Pertamina ke depan kami yakini akan semakin solid, semakin profesional dan teguh pada budaya perusahaan untuk memastikan target-target perusahaan dapat tercapai dengan baik,” kata Tanri. Tanri juga mengapresasi kinerja Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang. “Kami juga memberikan apresiasi setinggi-tinggi kepada Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang yang sudah memberikan sumbangsih dan kontribusi nyata bagi Pertamina selama menjabat sebagai Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama,” ujarnya. Seperti diketahui, tahun lalu, produksi migas Pertamina telah mencapai 656.000 barel setara minyak per hari terdiri dari 313.000 barel minyak per hari dan 1,99 bscfd gas. Tahun ini, Pertamina telah menaikkan target produksi migasnya menjadi 669.000 barel setara minyak per hari, yang terdiri dari 333.000 barel minyak per hari dan 2,08 bscfd gas. Adapun kapasitas panas bumi Pertamina tahun ini ditargetkan mencapai 617 MW bertambah signifikan dibandingkan 2016 sebesar 512 MW, karena tuntasnya beberapa proyek panas bumi perusahaan.
Dari aspek pengolahan Pertamina bertekad untuk dapat meningkatkan keandalan kilang dengan mengurangi
unplanned shutdown dan juga meningkatkan
yield valuable product. Tahun ini Pertamina menaikkan target
yield valuable product menjadi sekitar 79%, lebih tinggi dari target yang telah dicanangkan dalam RKAP 2017 sekitar 77%. Pertamina menargetkan penjualan gas secara total sebesar 1.179 ribu BBTU dalam setahun. Ini setelah menuntaskan beberapa proyek infrastruktur gas, seperti pipa Arun-Belawan-KIM-KEK (482 KM), Muara Karang-Muara Tawar (30 KM), pipa Porong-Grati 56 KM), Pertamina tahun ini fokus menyelesaikan pipa transmisi gas open access Gresik-Semarang (271 KM). Untuk merealisasikan berbagai proyek dan upaya mencapai target-target operasional perusahaan tersebut, Pertamina menyiapkan belanja modal sebesar US$ 6,67 miliar. Dengan peningkatan kinerja operasional, efisiensi di segala lini dan memperhatikan tren perkembangan harga minyak dunia, Pertamina menargetkan laba bersih perusahaan pada tahun 2017 sekitar US$3 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini