KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina Power Indonesia (PPI) masih berharap bisa melanjutkan pembangunan proyek listrik terintegrasi di Bangladesh. Proyek ini merupakan kelanjutan dari nota kesepahaman yang ditandatangani PT Pertamina (Persero) dengan Bangladesh Power Development Board (BPDP) pada 28 Januari 2018 lalu. Direktur Utama PPI, Ginanjar mengatakan untuk melanjutkan proyek ini, PPI membutuhkan persetujuan dari Perdana Menteri (PM) Bangladesh. PPI sendiri telah mengantongi persetujuan dari perusahaan listrik nasional Bangladesh dan Menteri Energi Bangladesh. "Tinggal tunggu aprroval PM,"ujar Ginanjar ke KONTAN pada Selasa (27/2). Nantinya setelah mendapatkan persetujuan dari PM Bangladesh, maka PPI akan mendapatkan Letter of Intent (LoI). Dengan LoI ini maka PPI memiliki kekuatan hukum untuk mengerjakan proyek listrik tertintegritas berkapasitas 1.200 megawatt (MW) di Bangladesh.
Pertamina Power makin ekspansif, kini garap proyek listrik di Bangladesh
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina Power Indonesia (PPI) masih berharap bisa melanjutkan pembangunan proyek listrik terintegrasi di Bangladesh. Proyek ini merupakan kelanjutan dari nota kesepahaman yang ditandatangani PT Pertamina (Persero) dengan Bangladesh Power Development Board (BPDP) pada 28 Januari 2018 lalu. Direktur Utama PPI, Ginanjar mengatakan untuk melanjutkan proyek ini, PPI membutuhkan persetujuan dari Perdana Menteri (PM) Bangladesh. PPI sendiri telah mengantongi persetujuan dari perusahaan listrik nasional Bangladesh dan Menteri Energi Bangladesh. "Tinggal tunggu aprroval PM,"ujar Ginanjar ke KONTAN pada Selasa (27/2). Nantinya setelah mendapatkan persetujuan dari PM Bangladesh, maka PPI akan mendapatkan Letter of Intent (LoI). Dengan LoI ini maka PPI memiliki kekuatan hukum untuk mengerjakan proyek listrik tertintegritas berkapasitas 1.200 megawatt (MW) di Bangladesh.