Pertamina: Proyek RFCC onstream Juni 2015



JAKARTA. Untuk mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) dan produk petrokimia yang masih berjalan sampai saat ini, PT Pertamina (Persero) menargetkan penyelesaian proyek kilang Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) yang dibangun di kompleks kilang minyak perseroan, Cilacap, Jawa Tengah onstream pada Juni 2015. Sebelumnya, Pertamina menargetkan proyek tersebut selesai pada Desember 2014. Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto juga mengatakan, pembangunan RFCC yang dilaksanakan oleh konsorsium PT Adhi Karya (Persero) Tbk. dan Goldstar Co. Ltd. dari Korea Selatan, meminta untuk memundurkan proyek dengan pengoperasian di akhir tahun 2015. "Sebenarnya proyek ini agak terlambat. Dimana perkiraan pada saat itu sampai akhir 2015, tetapi karena ini sangat kita  butuhkan. Maka tim kita terjunkan dan kita melaksanakan pengambilalihan beberapa proyek yang delay dan alhamdulilah bisa kita percepat dan Juni 2015 ini mulai onstream," jelasnya, pekan lalu. Dwi mengatakan, proyek RFCC tersebut menelan investasi senilai US$ 850 juta, yang diketahui menggunakan Technology Licensor UOP dan AXENS yang mampu meningkatkan kapasitas kilang minyak Cilacap sebesar 62.000 barel per hari (bph) berkadar Research Octane Number (RON) 92 atau setara Pertamax. Disamping itu, Meski mengalami kemunduran, Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmad Hardadi bilang, kapasitas pengolahan kilang RFCC akan sesuai dengan volume yang ditargetkan. Selain memproduksi RON 92 sebanyak 62.000 bph, juga akan memproduksi, Propylene sekitar 5.177 bph, LPG sekitar 11.625 bph, hingga produk C5 dan gasoline mencapai 37.586 Bph. "Tujuannya tak lain untuk meningkatkan kapasitas blending RON 92 dan mengurangi impor HOMC. Selain itu untuk RFCC bisa meningkatkan produksi LPG hingga menambah produk BBM serta meningkatkan margin kilang," tutur Rachmad. Dengan adanya tambahan itu, Rachmad menghitung kapasitas total kilang Pertamina di Cilacap akan mencapai 412.000 bph. Dimana saat ini produksi minyak Cilacap baru memiliki kapasitas produksi minyak mencapai 350.000 bph. "Dimana kapasitas 350.000 barel tadi 45% kapasitasnya untuk memproduksi solar," jelasnya. Senada dengan Dwi, Rachmad bilang, awalnya kontraktor menginginkan uji coba pengoperasian kilang RFCC dilakukan di akhir tahun 2015. Karena tim mendorong, akhirnya proyek bisa dioperasikan secara bertahap hingga diproduksikan penuh pada Agustus 2015 nanti. "Dari target yang ditentukan saat ini, kita onstream Juni 2015 dan mulai produksi penuh pada Agustus," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan