Pertamina Proyeksi Kuota Penyaluran BBM Subsidi 2024 Tak Jebol



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Pertamina memproyeksikan penyaluran BBM subsidi pada tahun ini tidak akan melampaui kuota yang telah ditetapkan. 

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan, pihaknya berupaya menjaga penyaluran BBM Subsidi sesuai kuota yang telah ditetapkan. 

"Untuk Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar, prognosa di tahun 2024 ini dapat kami jaga berada di bawah 0,55% di bawah kuota tahun 2024 sebesar 17,8 juta kiloliter (kl). Sementara untuk Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) dengan kuota di tahun 2024 sebesar 31,60 juta kl," kata Riva dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII, Selasa (28/5). 


Merujuk data Pertamina, penyaluran JBT Solar pada 2024 diperkirakan mencapai 17,71 juta kl atau di bawah kuota yang ditetapkan sebesar 17,80 juta kl.

Sementara itu, untuk penyaluran JBKP Pertalite diperkirakan mencapai 31,60 juta kl atau sesuai kuota yang ditetapkan sebesar 31,60 juta kl. Adapun, untuk JBT minyak tanah diperkirakan mencapai 0,50 juta kl atau di bawah target kuota sebesar 0,52 juta kl. 

Baca Juga: 10 Pertashop Bakal Uji Coba Jual BBM Pertalite

Kontan mencatat, Pertamina Patra Niaga memang telah melakukan perhitungan estimasi peningkatan kebutuhan BBM, LPG, maupun Avtur sebagai upaya memastikan kebutuhan energi ini terpenuhi selama libur Idul Adha 2024.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan tren konsumsi saat libur Idul Adha kemarin sempat meningkat.

Pertamina Patra Niaga akan melakukan pelayanan sesuai dengan yang ditugaskan ke Pertamina dan menjaga prognosa sama seperti angka kuota di 2024.

Sementara untuk minyak tanah, akan dilakukan pendistribusian dan menjaga tetap sasaran dari distribusi minyak tanah kepada masyarakat yang membutuhkan, di mana prognosa di 2024 diharapkan akan terdistribusi 0,5 juta Kl minyak tanah atau 4,49% lebih rendah dari kuota di 2024 yang sebesar 0,52 juta kl.  

“Peningkatan BBM, LPG, dan Avtur polanya cukup sama, terjadi sebelum dan sesudah Idul Adha. Tren ini cukup normal mengingat pada perayaan Idul Adha nya sendiri terjadi penurunan konsumsi energi masyarakat,” tutur Irto, dalam keterangan tertulis, Selasa (4/7).

Peningkatan BBM jenis gasoline atau bensin terjadi signifikan pada 28 Juni. Pada dua hari sebelum Idul Adha tersebut, realisasi tertingginya mencapai 109.000 kilo liter (KL) per hari dari rata-rata periode 1-21 Juni 2023 sebesar 95.000 KL.

Baca Juga: Subsidi BBM Akan Dipangkas Rp 67,1 Triliun di 2025, Ekonomi Bisa Terdampak

Gasoil atau diesel juga terjadi peningkatan sebelum Idul Adha, sempat mencapai 52.000 KL dari rata-rata sekitar 49.000 KL per harinya. LPG juga menunjukkan tren yang serupa, di mana peningkatan tertinggi juga terjadi pada tanggal 28 Juni, baik untuk LPG subsidi maupun LPG non subsidi.

Untuk LPG subsidi, puncak konsumsi masyarakat mencapai lebih dari 30.000 metrik ton (MT), lebih tinggi dibanding dari rata-rata Bulan Juni 2023 sekitar 25.000 MT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari