JAKARTA. Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Tubagus Haryono menyatakan PT Pertamina (Persero) mencapai kesepakatan untuk membeli 50.000 barel per hari premium dari PT Trans Pasific Petrochemical Indonesia (TPPI).
"Kesepakatan ini adalah business to business dan sudah ada persetujuan antara Pertamina dan TPPI. Seingat saya Pertamina sepakat untuk membeli dengan harga 1,2% di atas MOPS," ujar Tubagus melalui pesan singkatnya, Kamis (4/12).
Sayangnya, kedua belah pihak yang disebutnya sudah bersepakat enggan mengomentari soal kesepakatan tersebut. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Faisal hanya berujar singkat supaya pertanyaan diajukan kepada bagian humas perusahaan.
Sementara Juru Bicara Pertamina Anang Rizkani Noor malah mengaku belum mendapat informasi terakhir soal kesepakatan tersebut. Presiden Direktur PT Tuban Petrochemical Industries (Tuban Petro) Amir Sambodo pemilik 59,5% saham TPPI juga tidak merespons panggilan telepon yang dilakukan KONTAN.
Sekadar informasi, sudah sejak Juni lalu TPPI melakukan perundingan dengan Pertamina untuk memasok Premium RON 88 untuk keperluan distribusi di Jawa Timur. Adalah BPH Migas yang memfasilitasi perundingan tersebut untuk menentukan harga ideal premium tersebut sampai diantarkan ke tempat penjualan atau istilahnya landed cost nya.
Tubagus pernah bilang kalau Pertamina menyetujui pembelian dari TPPI sebesar 50.000 barel per hari itu, maka perusahaan minyak pelat merah itu bisa menghemat devisa impor minyak sebesar US$ 2,6 miliar per tahun.
Hitungannya adalah, TPPI menyatakan sanggup memproduksi 2,9 juta kilo liter Premium oktan 88, atau setara dengan 50.000 bph. Kalau ini bisa dijalankan, ketergantungan Indonesia akan impor BBM bisa berkurang sebanyak 400.000 bph.
Kalau bisa mengurangi impor sebanyak itu, bisa mengurangi biaya pengiriman dan penyimpanan pengadaan BBM yang berasal dari impor hampir US$ 2,6 miliar. Jika diasumsikan harga MOPS Minyak US$ 140 per barel maka devisa yang dapat dihemat sebesar 50.000 bph di kalikan 365 hari dikalikan US$ 140 sehingga tepatnya dapat menghemat US$ 2,555 miliar.
Amir Sambodo juga pernah bilang TPPI akan mengubah konfigurasi pabrik pengolahannya sehingga bisa memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebanyak 50.000 barel per hari (bph).
"Kita hanya akan mengubah mode operasi pabrik, yang dulu lebih pada paraciline sekarang kita membantu pemerintah untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri," ujar Amir waktu itu.
Dengan tercapainya kesepakatan jual beli tersebut, artinya TPPI masih menunggu keputusan pemerintah, terkait penyediaan kondensat sebagai bahan campuran pembuatan BBM dan distribusi migas yang nanti diproduksinya.
Selain Tuban Petro, saham TPPI juga dimiliki oleh Pertamina sebesar 15%, Itochu Corporation sebesar 4,25%, Tuban Petrochmeical Pte Ltd 17% dan Sojitz Corporation 4,25%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Didi Rhoseno Ardi