Pertamina RU IV Cilacap salurkan energi PLTS ke lingkungan sekitar



KONTAN.CO.ID -  CILACAP. PT Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap menjadi pelopor pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dengan melaksanakan efisiensi energi untuk kategori gedung hijau besar dan telah diganjar Subroto Awards dua tahun lalu.

Melalui konsep yang diterapkan yakni Go Green, Energy Saving, dan Eco Building yang ramah lingkungan, perusahaan pengolahan minyak terbesar di Indonesia ini mendapat peringkat kedua se-Indonesia.

Tidak hanya itu, kilang milik Pertamina yang berlokasi di Cilacap, Jawa Tengah ini juga berhasil menorehkan prestasi sebagai pengguna Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar pada lingkup Rumah Dinas Perusahaan (RDP) yang dicatat Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kilang dengan rumah dinas terbanyak yang menggunakan PLTS di Indonesia.


“Dengan kapasitas 1 Megawatt (MW) yang digunakan, tentu ini berdampak pada penurunan emisi gas CO2,” ujar Hatim Ilwan selaku Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina RU IV Cilacap dalam siaran pers yang diterima Kontan, Jumat (23/10).

Baca Juga: Petakan potensi EBT, Erick Thohir: Beberapa daerah punya kapasitas berlebih

Pada perkembangannya yang sejalan dengan komitmen pro lingkungan, Pertamina pun menerapkan teknologi PLTS untuk keperluan masyarakat luas.

Bekerja sama dengan Politeknik Negeri Cilacap, energi hasil PLTS ini didistribusikan untuk kepentingan umum warga Kelurahan Tegalreja dan Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)bsebagai upaya memasyarakatkan PLTS dengan mempraktikkan langsung pada lingkungan sekitar. Tercatat sekitar 4.400 kwh energi PLTS yang telah disalurkan dari Pertamina sejak Juli tahun ini.

Penyaluran listrik ke masyarakat luas tak lepas dari berlebihnya pasokan listrik di lingkungan Apartemen Patra Lomanis Residence yang dibangun dengan sistem off grid yang mana sumber listrik PLTS hanya digunakan pada siang hari saja.

"Untuk itu, Pertamina berinisiatif menyalurkan kelebihan listrik ini ke masyarakat terdekat agar bisa juga dimanfaatkan," imbuh Hatim.

Metode yang digunakan Pertamina adalah melalui pemasangan jaringan set panel surya dari apartemen ke kantor kelurahan dan PAUD, lalu dipasang charge controller dan baterai.

Baca Juga: Pertamina: Produksi Pertamax di Kilang Cilacap naik

Set panel surya ini akan mengubah sinar matahari menjadi listrik atau sebagai pengalihan antara sumber daya. Pertamina juga menyediakan charge controller untuk pengisian daya. Pengontrol ini sebagai pemutus sumber energi yang akan digunakan oleh sistem.

“Baterainya untuk menyimpan kelebihan listrik agar bisa digunakan pada malam hari saat panel surya tidak beroperasi,” ungkap Hatim.

Diharapkan melalui langkah ini, misi Pertamina RU IV Cilacap sebagai pelopor EBT sekaligus mengenalkan alternatif energi lain pada masyarakat dapat tercapai, sehingga pelan-pelan masyarakat dapat beralih dan turut berperan mengurangi ketergantungan energi panas bumi.

“Upaya ini sekaligus bentuk tanggung jawab sosial lingkungan yang dapat memberikan dampak ekonomi positif bagi warga yaitu berkurangnya tagihan listriknya,” tutup Hatim.

Selanjutnya: Pertamina yakin target produksi minyak 1 juta barel per hari dapat terwujud di 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli