JAKARTA. Ultimatum Wakil Presiden (Wapres) Boediono kepada PT Pertamina merampungkan seleksi calon mitra di Blok Natuna D Alpha mulai berbuah. Pertamina menjanjikan akan merampungkan semua permintaan wapres soal pengelolaan Blok Natuna pada bulan November ini. Menurut Vice President Corporate Communications Pertamina, Mochamad Harun, pada bulan ini Pertamina sudah bisa mendapat mitra untuk mengelola Blok Natuna. Selain itu, Pertamina yakin bulan ini juga sudah bisa meneken kontrak bagi hasil alias contract production sharing dengan Badan Pengelola Minyak dan Gas Bumi (BP Migas). "Kami yakin sebelum akhir bulan ini sudah bisa mendapat mitra," kata Harun ke KONTAN, Rabu (3/11). Catatan saja, dalam rapat terbatas tentang gas nasional, Selasa (2/11) lalu, Wakil Presiden Boediono memberi tenggat waktu bagi Pertamina untuk membentuk perusahaan patungan pengelola blok Natuna D Alpha pada bulan November ini. Pertamina memerlukan mitra untuk mengelola lapangan gas tersebut karena investasi yang dibutuhkan sangat besar, yaitu sekitar US$ 52 miliar.
Pertamina seleksi lima calon mitra
JAKARTA. Ultimatum Wakil Presiden (Wapres) Boediono kepada PT Pertamina merampungkan seleksi calon mitra di Blok Natuna D Alpha mulai berbuah. Pertamina menjanjikan akan merampungkan semua permintaan wapres soal pengelolaan Blok Natuna pada bulan November ini. Menurut Vice President Corporate Communications Pertamina, Mochamad Harun, pada bulan ini Pertamina sudah bisa mendapat mitra untuk mengelola Blok Natuna. Selain itu, Pertamina yakin bulan ini juga sudah bisa meneken kontrak bagi hasil alias contract production sharing dengan Badan Pengelola Minyak dan Gas Bumi (BP Migas). "Kami yakin sebelum akhir bulan ini sudah bisa mendapat mitra," kata Harun ke KONTAN, Rabu (3/11). Catatan saja, dalam rapat terbatas tentang gas nasional, Selasa (2/11) lalu, Wakil Presiden Boediono memberi tenggat waktu bagi Pertamina untuk membentuk perusahaan patungan pengelola blok Natuna D Alpha pada bulan November ini. Pertamina memerlukan mitra untuk mengelola lapangan gas tersebut karena investasi yang dibutuhkan sangat besar, yaitu sekitar US$ 52 miliar.