JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menyetor dividen kepada pemerintah selaku pemegang saham sebesar Rp 9,5 triliun pada 2013 meningkat 22,74% dibandingkan setoran dividen tahun 2012 yang mencapai Rp 7,74 triliun. Selain dari dividen, kontribusi untuk penerimanan Negara dari perusahana energi plat merah ini juga berasal dari setoran pajak. Total setoran pajak pada tahun 2013 sebesar Rp 68,72 triliun meningkat 17,73% dibandingkan setoran pajak 2012 yang mencapai Rp 58,37 triliun. Dengan demikian, total kontribsui ke kas Negara dari Pertamina pada 2013 mencapai Rp 78,22 triliun, meningkat 18,21% dibandingkan 2012 yang mencapai Rp 66,17%. Pencapaian tahun 2013 tersebut disampakan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan untuk persetuajuan Laporan Tahunan dan pengesahan Laporan Keuangan Perseroan Tahun 2013, Rabu (26/2). “Pertamina di usianya yang ke-56 terus melakukan transformasi untuk menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia, tumbuh menjadi perusahaan yang sehat, transparan dan siap bersaing dalam percaturan bisnis global,” kata Karen Agustiawan dalam keterangan tertulis, Kamis (27/2). Bertambahnya kontribusi Pertamina pada penerimaan Negara ditopang oleh kinerja keuangan yang terus meningkat yang tercermin dari laba bersih perusahaan sebesar US$3,07 miliar atau setara Rp32,05 triliun di tahun 2013. Laba ini meningkat 11% dari tahun 2012 yang sebesar US$2,77 miliar atau Rp25,94 triliun. Adapun, pendapatan perusahaan juga tercatat mencapai tingkat tertinggi sebesar US$71,1 miliar atau Rp743,11 triliun, meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar US$70,9 miliar atau Rp665,30 triliun. Kinerja keuangan yang meningkat selain disokong oleh peningkatan produksi migas juga oleh pertumbuhan positif bisnis niaga migas, walaupun masih mengalami kerugian sebesar Rp5,7 triliun pada bisnis LPG non-subsidi 12 Kg. Dengan pencapaian ini maka Pertamina berhasil mempertahankan kinerja keuangan yang positif dalam 5 tahun terakhir dimana laba bersih perusahaan meningkat hampir 97% dibandingkan laba tahun 2009 yang tercatat sebesar US$1,55 miliar dan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Adapun, realisasi investasi Pertamina sepanjang 2013 mencapai rekor tertinggi sebesar US$6,87 miliar atau Rp71,8 triliun yang disokong oleh realisasi investasi hulu dan akuisisi blok-blok migas di dalam dan luar negeri. Realisasi tersebut naik 118% dibandingkan nilai investasi 2012 yang mencapai US$3,15 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pertamina setor dividen Rp 9,5 triliun tahun 2013
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menyetor dividen kepada pemerintah selaku pemegang saham sebesar Rp 9,5 triliun pada 2013 meningkat 22,74% dibandingkan setoran dividen tahun 2012 yang mencapai Rp 7,74 triliun. Selain dari dividen, kontribusi untuk penerimanan Negara dari perusahana energi plat merah ini juga berasal dari setoran pajak. Total setoran pajak pada tahun 2013 sebesar Rp 68,72 triliun meningkat 17,73% dibandingkan setoran pajak 2012 yang mencapai Rp 58,37 triliun. Dengan demikian, total kontribsui ke kas Negara dari Pertamina pada 2013 mencapai Rp 78,22 triliun, meningkat 18,21% dibandingkan 2012 yang mencapai Rp 66,17%. Pencapaian tahun 2013 tersebut disampakan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan untuk persetuajuan Laporan Tahunan dan pengesahan Laporan Keuangan Perseroan Tahun 2013, Rabu (26/2). “Pertamina di usianya yang ke-56 terus melakukan transformasi untuk menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia, tumbuh menjadi perusahaan yang sehat, transparan dan siap bersaing dalam percaturan bisnis global,” kata Karen Agustiawan dalam keterangan tertulis, Kamis (27/2). Bertambahnya kontribusi Pertamina pada penerimaan Negara ditopang oleh kinerja keuangan yang terus meningkat yang tercermin dari laba bersih perusahaan sebesar US$3,07 miliar atau setara Rp32,05 triliun di tahun 2013. Laba ini meningkat 11% dari tahun 2012 yang sebesar US$2,77 miliar atau Rp25,94 triliun. Adapun, pendapatan perusahaan juga tercatat mencapai tingkat tertinggi sebesar US$71,1 miliar atau Rp743,11 triliun, meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar US$70,9 miliar atau Rp665,30 triliun. Kinerja keuangan yang meningkat selain disokong oleh peningkatan produksi migas juga oleh pertumbuhan positif bisnis niaga migas, walaupun masih mengalami kerugian sebesar Rp5,7 triliun pada bisnis LPG non-subsidi 12 Kg. Dengan pencapaian ini maka Pertamina berhasil mempertahankan kinerja keuangan yang positif dalam 5 tahun terakhir dimana laba bersih perusahaan meningkat hampir 97% dibandingkan laba tahun 2009 yang tercatat sebesar US$1,55 miliar dan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Adapun, realisasi investasi Pertamina sepanjang 2013 mencapai rekor tertinggi sebesar US$6,87 miliar atau Rp71,8 triliun yang disokong oleh realisasi investasi hulu dan akuisisi blok-blok migas di dalam dan luar negeri. Realisasi tersebut naik 118% dibandingkan nilai investasi 2012 yang mencapai US$3,15 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News