JAKARTA. PT Pertamina (Persero) siap menjadi koordinator konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) pada sektor transportasi. Saat ini konversi BBM ke BBG kembali didengungkan. Selain karena lebih ramah lingkungan, juga dapat menekan subsidi BBM yang mencapai Rp 129,72 triliun pada 2011 dan Rp 123,6 triliun pada 2012.Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan, menyatakan, salah satu faktor penting agar program konversi BBM ke BBG terlaksana adalah perlunya segera ditunjuk lembaga pemerintah sebagai koordinator dan monitoring program konversi BBM ke BBG."Keren mengatakan, keterlibatan Pertamina di bidang Compressed Natural Gas (CNG) telah dimulai tahun 1986, sejak Pemerintah Indonesia menetapkan CNG sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan. Sejak itu, Pertamina mendapatkan kepercayaan untuk mendukung kebijakan tersebut dan menyiapkan infrastruktur implementasinya. "Saat ini, Pertamina telah mengoperasikan 8 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta," ujar Karen, Senin (5/12).Sejak pertama kali dicanangkan, kata Keren jumlah natural gas vehicle (NGV) yang menggunakan CNG terus mengalami perkembangan, hingga mencapai puncaknya sebanyak 6.600 unit pada tahun 2000. Namun karena ada kendala-kendala operasional di lapangan, jumlah tersebut mengalami penurunan, hingga hanya mencapai 500 unit pada tahun 2006.Pengembangan NGV di Indonesia, sebenarnya tetap merupakan bisnis yang menarik. "Populasi kendaraan yang berjumlah 6 juta kendaraan pribadi, 4 juta truk, 2 juta bis, dan 110 ribu kendaraan angkutan umum berpotensi untuk menjadi konsumen gas," ujar Keren.Di samping itu, subsidi BBM yang kian meningkat dari tahun ke tahun dirasakan sudah sangat membebani anggaran Pemerintah.Pertamina sudah mengalokasikan gas untuk transportasi sebesar 4 mmscfd. Menurut perhitungan Pertamina produksi gas nasional saat ini mencapai 9 billion cubic feet (bcfd) di mana 5,1 bscfd untuk keperluan ekspor dan 3,9 untuk konsumsi domestik. Tahun 2012 Pertamina telah mendapatkan alokasi gas sebesar 4 mmscfd dari BP Migas yang akan digunakan untuk menyuplai kebutuhan bus transJakarta. Tahun 2011 ini Pemerintah DKI Jakarta menambah 44 armada bus transJakarta sedangkan tahun depan akan ada tambahan 202 armada sehingga total armada transJakarta tahun 2012 mencapai 674 armada dengan kebutuhan gas sebanyak 6,4 mmscfd.Untuk memenuhi kebutuhan gas transJakarta ini Pertamina melalui anak perusahaannya PT Pertagasakan membangun 1 unit mother station dan 4 unit daughter station yang direncanakan beroperasi pada pertengahan tahun 2012.Pertagas alokasikan Rp 40 miliar-Rp 60 miliarUntuk membangun satu mother station dan empat daughter station tersebut PT Pertamina Gas mengalokasikan dana sebesar Rp 40 miliar sampai Rp 60 miliar. "Persiapan Pertagas sekarang melakukan kajian, sehingga kita bisa segera membangun mother station dan pada Juni 2012 bisa segera gasnya masuk, “ujar Presiden Direktur Pertagas, Gunung Sarjono Hadi.Gunung mengatakan, Pertagas mendukung upaya konversi BBM ke BBG karena akan mengurangi subsidi energi. Namun, kata Untung agar Pertagas tidak rugi, harga jual eceran BBG harus dinaikkan dari saat ini sebesar Rp 3.100 per liter setara premium menjadi Rp 4.100 per liter setara premium.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pertamina siap jadi koordinator program konversi BBM ke BBG
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) siap menjadi koordinator konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) pada sektor transportasi. Saat ini konversi BBM ke BBG kembali didengungkan. Selain karena lebih ramah lingkungan, juga dapat menekan subsidi BBM yang mencapai Rp 129,72 triliun pada 2011 dan Rp 123,6 triliun pada 2012.Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan, menyatakan, salah satu faktor penting agar program konversi BBM ke BBG terlaksana adalah perlunya segera ditunjuk lembaga pemerintah sebagai koordinator dan monitoring program konversi BBM ke BBG."Keren mengatakan, keterlibatan Pertamina di bidang Compressed Natural Gas (CNG) telah dimulai tahun 1986, sejak Pemerintah Indonesia menetapkan CNG sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan. Sejak itu, Pertamina mendapatkan kepercayaan untuk mendukung kebijakan tersebut dan menyiapkan infrastruktur implementasinya. "Saat ini, Pertamina telah mengoperasikan 8 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta," ujar Karen, Senin (5/12).Sejak pertama kali dicanangkan, kata Keren jumlah natural gas vehicle (NGV) yang menggunakan CNG terus mengalami perkembangan, hingga mencapai puncaknya sebanyak 6.600 unit pada tahun 2000. Namun karena ada kendala-kendala operasional di lapangan, jumlah tersebut mengalami penurunan, hingga hanya mencapai 500 unit pada tahun 2006.Pengembangan NGV di Indonesia, sebenarnya tetap merupakan bisnis yang menarik. "Populasi kendaraan yang berjumlah 6 juta kendaraan pribadi, 4 juta truk, 2 juta bis, dan 110 ribu kendaraan angkutan umum berpotensi untuk menjadi konsumen gas," ujar Keren.Di samping itu, subsidi BBM yang kian meningkat dari tahun ke tahun dirasakan sudah sangat membebani anggaran Pemerintah.Pertamina sudah mengalokasikan gas untuk transportasi sebesar 4 mmscfd. Menurut perhitungan Pertamina produksi gas nasional saat ini mencapai 9 billion cubic feet (bcfd) di mana 5,1 bscfd untuk keperluan ekspor dan 3,9 untuk konsumsi domestik. Tahun 2012 Pertamina telah mendapatkan alokasi gas sebesar 4 mmscfd dari BP Migas yang akan digunakan untuk menyuplai kebutuhan bus transJakarta. Tahun 2011 ini Pemerintah DKI Jakarta menambah 44 armada bus transJakarta sedangkan tahun depan akan ada tambahan 202 armada sehingga total armada transJakarta tahun 2012 mencapai 674 armada dengan kebutuhan gas sebanyak 6,4 mmscfd.Untuk memenuhi kebutuhan gas transJakarta ini Pertamina melalui anak perusahaannya PT Pertagasakan membangun 1 unit mother station dan 4 unit daughter station yang direncanakan beroperasi pada pertengahan tahun 2012.Pertagas alokasikan Rp 40 miliar-Rp 60 miliarUntuk membangun satu mother station dan empat daughter station tersebut PT Pertamina Gas mengalokasikan dana sebesar Rp 40 miliar sampai Rp 60 miliar. "Persiapan Pertagas sekarang melakukan kajian, sehingga kita bisa segera membangun mother station dan pada Juni 2012 bisa segera gasnya masuk, “ujar Presiden Direktur Pertagas, Gunung Sarjono Hadi.Gunung mengatakan, Pertagas mendukung upaya konversi BBM ke BBG karena akan mengurangi subsidi energi. Namun, kata Untung agar Pertagas tidak rugi, harga jual eceran BBG harus dinaikkan dari saat ini sebesar Rp 3.100 per liter setara premium menjadi Rp 4.100 per liter setara premium.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News