JAKARTA. Investasi dalam proyek migas non konvensional seperti Coal Bed Methane (CBM) hingga saat ini masih lesu. Presiden Direktur PT Pertamina Hulu Energi (PHE), R. Gunung Sardjono Hadi bahkan mengatakan, setelah melakukan eksplorasi yang cukup komprehensif hingga sampai tahapan dewatering di blok-blok CBM tersebut, PHE tidak menemukan skala keekonomian yang cukup bagus. "Dari hasil itu, dari segi karakter reservoir kami berbeda dibanding Australia dan Cina. Di Australia, satu sumur bisa 0,3-0,5 MMSCFD. Di kita 0,00 sekian, ini kecil sekali. Dari skala keekonomian, tidak akan ekonomis," jelas Gunung pada Rabu (7/9). Selain itu, kandungan karbon yang terdapat dalam batubara yang ditemukan di blok CBM Indonesia pun berbeda dengan Australia. Sehingga tantangan pemasaran menjadi salah satu faktor sulitnya mencapai keekonomian blok CBM.
Pertamina siap lepas delapan WK CBM
JAKARTA. Investasi dalam proyek migas non konvensional seperti Coal Bed Methane (CBM) hingga saat ini masih lesu. Presiden Direktur PT Pertamina Hulu Energi (PHE), R. Gunung Sardjono Hadi bahkan mengatakan, setelah melakukan eksplorasi yang cukup komprehensif hingga sampai tahapan dewatering di blok-blok CBM tersebut, PHE tidak menemukan skala keekonomian yang cukup bagus. "Dari hasil itu, dari segi karakter reservoir kami berbeda dibanding Australia dan Cina. Di Australia, satu sumur bisa 0,3-0,5 MMSCFD. Di kita 0,00 sekian, ini kecil sekali. Dari skala keekonomian, tidak akan ekonomis," jelas Gunung pada Rabu (7/9). Selain itu, kandungan karbon yang terdapat dalam batubara yang ditemukan di blok CBM Indonesia pun berbeda dengan Australia. Sehingga tantangan pemasaran menjadi salah satu faktor sulitnya mencapai keekonomian blok CBM.